
Siapa sih orang yang tidak pernah cemas? Itu semua sangat manusiawi. Bahkan pada level dan kondisi tertentu, rasa cemas ini justru diperlukan sebagai tanda agar kita lebih termotivasi melakukan sesuatu dan mawas diri. Hanya bedanya, ada orang yang bisa dengan mudah mengatasi rasa cemasnya tetapi ada juga yang sulit mengendalikannya sehingga perasaan ini mendominasi pikiran dan mengacaukan segala urusan.
Sebenarnya seseorang disebut mengalami suatu gangguan kecemasan (anxiety disorders) ketika perasaan cemas ini muncul secara terus-menerus, dalam kadar yang tidak proporsional, dan kadang tidak masuk akal. Salah satunya adalah fobia. Secara umum, gangguan kecemasan dikelompokkan ke dalam 5 kategori:
Fobia
Rasa takut yang berlebihan terhadap objek yang irasional. Mungkin kalau kita berhadapan dengan atau sesuatu yang bisa mencelakakan, wajar jika kita merasa takut. Tetapi ada orang yang takut setengah mati melihat kecoa, rambutan, atau kancing, sesuatu yang sebenarnya harmless. Ini baru disebut fobia. Ada lagi yang namanya social phobia, yaitu rasa cemas yang muncul ketika seseorang berada di tempat umum atau bersama orang lain. Bentuknya bisa bermacam-macam: ada yang merasa dirinya selalu dimata-matai atau dibicarakan orang lain, ada juga yang 'demam panggung' saat bicara di depan umum.
Generalized anxiety disorder (GAD)
Suatu kecemasan yang berlebihan dan terus-menerus sehingga memunculkan gangguan pada fisik dan pikiran. Orang yang mengalami GAD akan memiliki banyak kecemasan terhadap segala aspek dalam hidupnya. Biasanya yang menyangkut masalah fisik. Mislanya, cemas kalau-kalau dirinya terkena serangan jantung atau kanker. Kekhawatiran seperti ini terjadi secara terus-menerus, hampir setiap hari selama enam bulan.
Panic disorder
Atau gangguan panik adalah kecemasan yang ditandai dengan aktivitas sistem saraf otonom yang berlebihan. Kondisi gangguan panik biasanya ditandai dengan serangan panik berulang yang sering kali muncul secara tiba-tiba tanpa ada pemicu tertentu. Seseorang disebut mengalami gangguan panik jika serangan panik muncul berulang lebih dari 3 kali dalam sebulan. Pada sebagian orang, gangguan panik ini diikuti oleh "agoraphobia" yaitu ketakutan akan adanya sesuatu yang terjadi jika dia ditinggalkan sendiri dalam keadaan panik.
Post-traumatic stress disorder (PTSD)
Kecemasan ini muncul sebagai reaksi stres yang mengikuti suatu peristiwa traumatis. Selain rasa cemas, mereka kerap dihantui ingatan atau mimpi buruk tentang peristiwa itu. Terkadang efeknya sampai 'membunuh' perasaan seseorang
Obsessive-compulsive disorder (OCD)
Kebiasaan ini muncul dari pikiran atau kecemasan yang berlebihan terhadap sesuatu. Di dunia nyata, banyak selebritas yang mengalami OCD ini, antara lain: Cameron Diaz yang selalu mencuci tangan dan membersihkan gagang pintu setelah membuka pintu. Yang lumayan parah, pesepakbola David Beckham, karena sangat perfeksionis dan terobsesi pada kebersihan, selalu mengatur barang di rumahnya secara berpasangan. Kalau ada yang jumlahnya ganjil, harus ditambah atau dikurangi hingga menjadi genap.
Sekalipun mungkin kita menemukan gejal-gejala tersebut dalam diri kita, jangan langsung mendiagnosis, apalagi mengobati diri sendiri. Ada syarat dan kriteria dari Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorders (DSM) -panduan yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association -yang harus dipenuhi untuk menyebut seseorang mengalami suatu gangguan kecemasan tertentu. Karena itu, diperlukan bantuan seorang ahli jiwa yang juga akan memberikan saran terapi untuk menuntaskan masalah hingga ke akarnya. Dalam kondisi yang cukup kronis sehingga memerlukan bantuan obat-obatan tertentu, penanganannya harus dilakukan oleh psikiater.
Sebenarnya seseorang disebut mengalami suatu gangguan kecemasan (anxiety disorders) ketika perasaan cemas ini muncul secara terus-menerus, dalam kadar yang tidak proporsional, dan kadang tidak masuk akal. Salah satunya adalah fobia. Secara umum, gangguan kecemasan dikelompokkan ke dalam 5 kategori:
Fobia
Rasa takut yang berlebihan terhadap objek yang irasional. Mungkin kalau kita berhadapan dengan atau sesuatu yang bisa mencelakakan, wajar jika kita merasa takut. Tetapi ada orang yang takut setengah mati melihat kecoa, rambutan, atau kancing, sesuatu yang sebenarnya harmless. Ini baru disebut fobia. Ada lagi yang namanya social phobia, yaitu rasa cemas yang muncul ketika seseorang berada di tempat umum atau bersama orang lain. Bentuknya bisa bermacam-macam: ada yang merasa dirinya selalu dimata-matai atau dibicarakan orang lain, ada juga yang 'demam panggung' saat bicara di depan umum.
Generalized anxiety disorder (GAD)
Suatu kecemasan yang berlebihan dan terus-menerus sehingga memunculkan gangguan pada fisik dan pikiran. Orang yang mengalami GAD akan memiliki banyak kecemasan terhadap segala aspek dalam hidupnya. Biasanya yang menyangkut masalah fisik. Mislanya, cemas kalau-kalau dirinya terkena serangan jantung atau kanker. Kekhawatiran seperti ini terjadi secara terus-menerus, hampir setiap hari selama enam bulan.
Panic disorder
Atau gangguan panik adalah kecemasan yang ditandai dengan aktivitas sistem saraf otonom yang berlebihan. Kondisi gangguan panik biasanya ditandai dengan serangan panik berulang yang sering kali muncul secara tiba-tiba tanpa ada pemicu tertentu. Seseorang disebut mengalami gangguan panik jika serangan panik muncul berulang lebih dari 3 kali dalam sebulan. Pada sebagian orang, gangguan panik ini diikuti oleh "agoraphobia" yaitu ketakutan akan adanya sesuatu yang terjadi jika dia ditinggalkan sendiri dalam keadaan panik.
Post-traumatic stress disorder (PTSD)
Kecemasan ini muncul sebagai reaksi stres yang mengikuti suatu peristiwa traumatis. Selain rasa cemas, mereka kerap dihantui ingatan atau mimpi buruk tentang peristiwa itu. Terkadang efeknya sampai 'membunuh' perasaan seseorang
Obsessive-compulsive disorder (OCD)
Kebiasaan ini muncul dari pikiran atau kecemasan yang berlebihan terhadap sesuatu. Di dunia nyata, banyak selebritas yang mengalami OCD ini, antara lain: Cameron Diaz yang selalu mencuci tangan dan membersihkan gagang pintu setelah membuka pintu. Yang lumayan parah, pesepakbola David Beckham, karena sangat perfeksionis dan terobsesi pada kebersihan, selalu mengatur barang di rumahnya secara berpasangan. Kalau ada yang jumlahnya ganjil, harus ditambah atau dikurangi hingga menjadi genap.
Sekalipun mungkin kita menemukan gejal-gejala tersebut dalam diri kita, jangan langsung mendiagnosis, apalagi mengobati diri sendiri. Ada syarat dan kriteria dari Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorders (DSM) -panduan yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association -yang harus dipenuhi untuk menyebut seseorang mengalami suatu gangguan kecemasan tertentu. Karena itu, diperlukan bantuan seorang ahli jiwa yang juga akan memberikan saran terapi untuk menuntaskan masalah hingga ke akarnya. Dalam kondisi yang cukup kronis sehingga memerlukan bantuan obat-obatan tertentu, penanganannya harus dilakukan oleh psikiater.
Shinta Kusuma
Konsultan: Dr. Andri, SpKJ, FAPM
Psikiater dari Psychosomatic Clinic, Omni Hospital Alam Sutera