Hipnoterapi sebagai komplementer
Menurut dr. Stephanus Nurdin, clinical hypnotherapist, hipnoterapi adalah cara berkomunikasi sempurna sehingga lawan bicara percaya akan apa yang dikatakan. Hipnoterapi juga diartikan sebagai pemrograman alam bawah sadar. Selama ini, kita lebih mengenal istilah ‘hipnotis’ daripada ‘hipnosis’ – yang benar, hipnotis berarti orang yang dihipnosis. Sayangnya, hipnosis kerap disalahartikan dan dikaitkan dengan kriminalitas. Padahal, hipnosis hanya cara agar seseorang lebih mudah menerima sugesti, baik dari dalam maupun luar dirinya.
Dalam kehidupan sehari-hari, sugesti punya peran penting. “Semua informasi yang kita dapat dari radio, bacaan, atau ucapan orang lain akan terekam dalam ingatan, tak terkecuali soal menopause,” ujar dr. Stephanus. Karena itu, ketika Anda memasuki usia 40-an dan menyadari bahwa haid mulai tak teratur, timbul ketakutan dalam hati : “Jangan-jangan sebentar lagi saya akan mengalami susah tidur, sakit kepala, dan sebagainya?”. Ketakutan ini muncul karena Anda sudah tersugesti. “Dibandingkan perempuan desa yang tak memiliki akses informasi tentang menopause, masalah wanita kota lebih kompleks,” tambahnya.
Dalam hipnoterapi, hipnoterapis (terapis) akan membimbing Anda untuk menanamkan sugesti baru. Terapis akan memprogram pikiran Anda agar lebih terbuka dan menekankan bahwa menopause adalah hal yang normal dan bisa dihadapi. Pasien juga akan dibimbing untuk mensugesti dirinya untuk terus bersyukur dan berserah diri pada Tuhan, berterima kasih atas umur yang panjang, serta keluarga yang bahagia. Terapis juga akan membimbing pasien untuk menjalani gaya hidup sehat, berpikiran positif, mengatur pola makan dengan baik, aktif dalam kegiatan sosial, dan meluangkan waktu untuk keluarga.