Di hari kedua di Sevilla, kami kembali berjalan kaki mengunjungi Plaza de Espana yang megah. Ada banyak pilar-pilar dan pintu masuk serta tangga afak kelingkar ke area balkon di sini. Pantai bawang gedung ini, terdapat nama-nama kota di Spanyol dengan gambar dan lambang yang menceritakan tentang perjuangan dan sejarah kota-kota tersebut. Sementara itu, di bawah tangga, ada aliran sungai kecil yang biasa dipakai pengunjung yang menyewa perahu kecil untuk melihat-lihat sekeliling Plaze de Espana. Atau kita juga bisa berkeliling dengan menyewa kereta kuda.
Diiringi gerimis kecil, perjalanan kami lanjutkan ke arah Sungai Guadalquivir menuju area adu benteng dan matador yang berada di Plaza de Toros de la Real Maestranza. Bangunan berstruktur facade ini didominasi oleh warna putih dan kuning. Biar tidak penasaran, kami pun membeli tiket masuk dan ikut pemandu wisata yang menceritakan sejarah tersebut. Festival adu banteng biasanya dilakukan pada musim semi atau bulan April yang populer disebut Feria de Abril. Festival ini juga dimeriahkan oleh tarian flamenco, musik, dan festival makanan. Harga tiket masuk ke arena ini bervariasi sesuai lokasi tempat duduk. Tempat duduk yang terkena panas matahari biasanya lebih murah.

Sevilla juga dikenal dengan Alcazar, katedral yang populer dikunjungi wisatawan. Namun tak perlu jauh-jauh, bangunan dekat apartemen kami pun lumayan mengundang decak kagum, yaitu Plaza Mayor. Bangunan besar berwarna putih dengan bentuk seperti jamur raksasa yang populer disebut Las Setas. Ini adalah tempat anak-anak muda kota Sevilla melakukan aktivitas. Pengunjung juga bisa berjalan di atasnya untuk menikmati panorama kota Sevilla.
Teks & foto: Sri Hartini