Hadapi dengan tabah
Kalau Anda tidak menemukan kalimat pembuka yang tepat, Anda dapat memulai dengan; “Saya tidak tahu bagaimana mengatakannya, tapi saya tetap harus memberitahu Anda sesuatu.” Atau, “Saya tidak tahu apakah ini terdengar mengerikan buat kamu, tapi ada sesuatu yang kamu harus tahu.” Setelah itu, sampaikan pesan Anda dengan tetap menjaga ketenangan.
Selipkan pujian
“Bertemu denganmu memang menyenangkan. Hidup saya jadi terasa lebih hidup karena kamu orang yang serba spontan dan punya banyak kejutan.Tapi maaf, sikapmu yang mulai posesif mulai membuat saya tidak nyaman. Saya suka diperhatikan, tetapi perhatian kamu yang berlebihan membuat saya merasa ‘sesak’. Saya ingin kita mulai membatasi pertemuan kita. Dengan begini, masing-masing diri kita punya ruang untuk memikirkan kembali apakah hubungan ini perlu dilanjutkan.”
Biarkan dia bereaksi
Suasana tidak nyaman setelah mendengar kabar buruk sangat mungkin terjadi. Jangan lupa bahwa setiap orang butuh pelepasan setelah mendengar kabar yang sama sekali tidak diinginkan. Sebagai pemberi kabar, tarik napas secara sadar dan perlahan untuk membantu Anda tetap tenang. Kalau Anda gugup, Anda cenderung bernapas dan menahan napas sangat cepat. Usahakan untuk tidak menginterupsi atau menanggapi secara emosional kesedihan atau kemarahan orang yang Anda ajak bicara. Bila kemarahannya mulai tampak membahayakan, katakan bahwa Anda menyediakan waktu baginya untuk menenangkan diri, kemudian tinggalkan dia baik-baik.
Tunjukkan rasa empati
Bila berita yang Anda sampaikan mengakibatkan lawan bicara Anda menjadi gusar dan tak mampu mengendalikan emosi, tunjukkan sikap bahwa Anda memahami perasaannya. Katakan dengan tulus, “Saya minta maaf bila kabar buruk ini membuatmu sedih.” Bila dia berurai air mata, tawarkan ruang untuk menyendiri atau memberinya air minum.
Bila dia marah, katakan bahwa Anda akan mendengarkan kemarahannya. Dengarkan kekecewaan dan kemarahannya, dan jelaskan bahwa Anda mengerti kemarahannya. Tunjukkan kepedulian Anda tanpa memberinya harapan palsu. “Ada kalanya rasa bersalah maupun perasaan negatif lainnya ikut menghinggapi diri Anda setelah menyampaikan berita buruk kepada orang lain. Terlebih bila respon yang didapat adalah marah, sedih, atau kecewa. Pahami perasaan bersalah ini dan bila perlu bicarakan hal ini kepada orang yang Anda percaya agar Anda merasa lebih nyaman,” saran Evi.
Immanuella F. Rachmani
Konsultan: Evi Sukmaningrum, M.Si, psikolog dari UNIKA Atma Jaya Jakarta