
Menurut Betty Nurbaiti, Direktur Greenshop dan PT. Bioesentris, pemain di bisnis natural skin care di Indonesia belum banyak, mengingat produknya dianggap mahal dan hanya mampu dibeli kalangan tertentu. Peluang itulah yang justru ditangkap oleh Betty untuk karier keduanya.
Bagaimana awalnya Anda membangun usaha?
Saya mengawali bisnis natural skin care dari pengalaman pribadi. Saya tidak punya latar belakang di bidang itu. Saya sebelumnya bekierja di bidang properti. Karena ingin punya waktu lebih banyak untuk mengasuh anak, saya lalu berhenti bekerja. Tapi ternyata anak kedua saya sejak lahir sampai usia 6 tahun mengalami masalah kulit yang sulit ditemukan penyebabnya, sampai akhirnya seorang dermatologist di Singapura menemukan solusinya. Anak saya harus mengonsumsi produk organik dan natural skin care, karena ada salah satu zat kimia dalam skin care biasa yang membuatnya alergi. Bisa dibayangkan betapa sulitnya mencari produk seperti itu pada tahun 2009. Saya setiap kali harus membelinya di Singapura.
Lama-lama saya berpikir, kan, tidak semua orang dengan masalah sama mampu mondar-mandir ke Singapura. Kemudian saya berpikir untuk mendatangkan produk itu ke Indonesia, untuk membantu orang-orang dengan masalah sama. Saya ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa produk skin care tidak harus berbahan kimia.
Apa langkah pertama Anda?
Saya mengontrak supplier, tapi dia tidak mau melayani saya, karena saya tidak punya latar belakang di bisnis skin care, consumer, atau distribusi produk industri retail. Saya meyakinkan dia bahwa saya tidak akan menyerah dalam memperkenalkan produk dia. Saya yakin orang yang senasib dengan saya banyak. Saya minta hak untuk mendistribusikan produk dia di Indonesia karena ada marketnya. Untuk meyakinkan supplier saja memakan waktu satu tahun. Lalu saya beli produknya untuk saya jual lagi. Kalau rugi saya tanggung sendiri. Akhirnya saya menjual produk itu lewat www.greenshop.co.id
Modalnya?
Saya mulai dengan modal kecil, pakai tabungan pribadi. Saya menjual natural skin care dari luar dan dalam negeri milik para partner. Kemudian saya mendirikan PT. Biosentra, sister company Greenshop, yang fokus pada home care dan disposal. Kami membuat produk dari bahan alami, misalnya kantung dari singkong, container dari pohon yang sudah dipertanikan sehingga tidak merusak hutan lindung, dan tidak menggunakan bahan kimia. Untuk home care kami memproduksi spray antinyamuk, yoga mat spray untuk mencegah jamur, biocleanser atau sabun cuci multiguna untuk mencuci pakaian, piring, sekaligus membersihkan lantai. Semua berbahan dasar tumbuh-tumbuhan.
Bagaimana awalnya Anda membangun usaha?
Saya mengawali bisnis natural skin care dari pengalaman pribadi. Saya tidak punya latar belakang di bidang itu. Saya sebelumnya bekierja di bidang properti. Karena ingin punya waktu lebih banyak untuk mengasuh anak, saya lalu berhenti bekerja. Tapi ternyata anak kedua saya sejak lahir sampai usia 6 tahun mengalami masalah kulit yang sulit ditemukan penyebabnya, sampai akhirnya seorang dermatologist di Singapura menemukan solusinya. Anak saya harus mengonsumsi produk organik dan natural skin care, karena ada salah satu zat kimia dalam skin care biasa yang membuatnya alergi. Bisa dibayangkan betapa sulitnya mencari produk seperti itu pada tahun 2009. Saya setiap kali harus membelinya di Singapura.
Lama-lama saya berpikir, kan, tidak semua orang dengan masalah sama mampu mondar-mandir ke Singapura. Kemudian saya berpikir untuk mendatangkan produk itu ke Indonesia, untuk membantu orang-orang dengan masalah sama. Saya ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa produk skin care tidak harus berbahan kimia.
Apa langkah pertama Anda?
Saya mengontrak supplier, tapi dia tidak mau melayani saya, karena saya tidak punya latar belakang di bisnis skin care, consumer, atau distribusi produk industri retail. Saya meyakinkan dia bahwa saya tidak akan menyerah dalam memperkenalkan produk dia. Saya yakin orang yang senasib dengan saya banyak. Saya minta hak untuk mendistribusikan produk dia di Indonesia karena ada marketnya. Untuk meyakinkan supplier saja memakan waktu satu tahun. Lalu saya beli produknya untuk saya jual lagi. Kalau rugi saya tanggung sendiri. Akhirnya saya menjual produk itu lewat www.greenshop.co.id
Modalnya?
Saya mulai dengan modal kecil, pakai tabungan pribadi. Saya menjual natural skin care dari luar dan dalam negeri milik para partner. Kemudian saya mendirikan PT. Biosentra, sister company Greenshop, yang fokus pada home care dan disposal. Kami membuat produk dari bahan alami, misalnya kantung dari singkong, container dari pohon yang sudah dipertanikan sehingga tidak merusak hutan lindung, dan tidak menggunakan bahan kimia. Untuk home care kami memproduksi spray antinyamuk, yoga mat spray untuk mencegah jamur, biocleanser atau sabun cuci multiguna untuk mencuci pakaian, piring, sekaligus membersihkan lantai. Semua berbahan dasar tumbuh-tumbuhan.
Baca juga tentang menjaga eksistensi bisnis perawatan kulit di sini.
Immanuella Rachmani