2–1 tahun menjelang D-Day
Siap-siap, pensiun sudah di depan mata! Tanamkan perasaan urgensi seolah-olah D-Day akan terjadi ‘besok’. Ini waktunya membuat langkah-langkah nyata.
1. Tetapkan jenis kegiatan yang akan Anda pilih untuk mengisi masa pensiun: aktif sepenuhnya (fully active), paruh waktu (partially active), atau benar-benar pensiun sepenuhnya (fully retired).
2. Tetapkah pilihan pekerjaan yang akan menjadi karier baru Anda. Pilih yang benar-benar menarik minat atau yang menjadi impian Anda selama ini, supaya Anda bisa menjalaninya dengan senang hati.
3. Mulai sekolah lagi atau mengikuti berbagai kursus/training sebagai bekal menjalani karier baru. Carilah sekolah atau pelatihan yang mengeluarkan sertifikat kompeten dan diakui secara nasional bahkan internasional. Dengan latar belakang sebagai sarjana psikologi dan pernah menjadi manajer HRD di Femina Group –setelah sebelumnya menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Gadis dan Femina— Dewi memutuskan untuk menjadi trainer HRD bersertifikat. Untuk itu, ia mengikuti berbagai pelatihan, antara lain MBTI (Myer-Brigg’s Type Inventory). Bersamaan dengan itu, ia mulai tertarik pada bidang neuro-linguistic programming (NLP) dan mengambil pelatihan bidang tersebut untuk kelas basic dan master. “Setelah dipelajari lebih jauh, ternyata ilmu tersebut juga bisa digunakan untuk terapi penyembuhan. Saya makin tertarik,” kata Dewi yang juga mengambil pelatihan sebagai hipnoterapis dan pain management. “Memang lumayan ‘babak belur’, karena setiap hari saya harus menyelesaikan PR sampai pukul 2 dini hari, sementara paginya harus ke kantor,” ia menambahkan. Tapi kerja kerasnya tak sia-sia. Saat masa pensiun tiba, ia telah mengantongi berbagai sertifikat sebagai trainer, praktisi, dan konsultan di berbagai bidang.
4. Memperluas (kembali) networking. Setelah puluhan tahun berkarier, mungkin Anda sudah malas membina networking baru. Tapi demi karier baru, cobalah membuka diri dan menjalin networking lagi. Baik dengan bergabung dengan komunitas baru maupun ‘mencolek’ kembali kenalan dan klien-klien lama. Manfaatkan pula semua media sosial yang ada.
5. Menguji coba ‘new identity’ karier baru kita dalam kegiatan-kegiatan non profit. Dewi, misalnya, kerap mempraktikkan ilmu hipnoterapi-nya terhadap teman-teman kantornya. Atau menjadi tenaga magang di sebuah institusi yang bergerak di bidang yang ia dalami.
6. Rutin mengadakan review untuk semua langkah yang telah Anda lakukan.