
6. ‘Olahraga’ pembakar kalori
“Seks juga merupakan ‘olahraga’ yang membakar kalori,” kata dr. Pinzone. Memang tidak bisa dibandingkan dengan olahraga menggunakan treadmill. Namun kegiatan seks setidaknya membutuhkan sekitar 5 kalori per menit –empat kalori lebih banyak daripada sekadar duduk menonton TV— atau sekitar 96 kalori selama 20 menit (dari pemanasan hingga orgasme). Kalori sejumlah itu bisa digunakan untuk membakar kelebihan satu gelas wine pada saat makan malam. Lebih dari itu, karena melibatkan berbagai otot di tubuh, kegiatan seks akan menguatkan sekaligus melenturkan otot-otot. Nilai plus lain, seks merupakan ‘olahraga’ yang mengasyikkan!
7. Meredakan rasa sakit
“Orgasme bisa memblokir rasa sakit,” kata Barry R. Komisaruk, PhD, seorang profesor di Rutgers, The State University of New Jersey, AS. Saat kita mencapai orgasme, tubuh melepas hormon yang membantu meningkatkan kerja pengendali rasa sakit. Namun hubungan seks tanpa mencapai orgasme pun bisa berefek serupa, meski tak sekuat bila mencapai orgasme. “Kami menemukan bahwa sekadar perangsangan pada vagina saja dapat memblokir rasa sakit yang kronis pada punggung dan tungkai. Bahkan banyak wanita mengakui bahwa perangsangan yang dilakukan sendiri (self stimulation) pada organ genital dapat mengurangi kram pada saat haid dan rasa sakit akibat arthritis serta meredakan sakit kepala,” ungkap Komisaruk.
8. Mengurangi risiko kanker prostat
Menurut sebuah studi yang diterbitkan Journal of the American Medical Association, pria yang rutin ejakulasi –paling sedikit 21 kali dalam sebulan— memiliki risiko lebih kecil untuk terserang kanker prostat. Ejakulasi tersebut bisa didapat dengan berbagai cara, termasuk lewat mimpi basah dan masturbasi. Tetapi tentunya lebih mengasyikkan bila ejakulasi didapat lewat melakukan hubungan seks dengan pasangan tercinta, bukan? Sebanyak apa pun dilakukan –asalkan dengan cara yang menyenangkan bagi kedua belah pihak— tak akan merusak kesehatan. Malah the more sex the better.
9. Memperbaiki kualitas tidur
“Setelah mencapai orgasme, tubuh melepas hormon prolaktin. Hormon inilah yang bertanggung jawab untuk menciptakan rasa relaks dan mengantuk seusai berhubungan seks,” kata Sheenie Ambardar, MD, psikiatris dari West Hollywood, California, AS. Keluarnya hormon prolaktin ini, ditambah dengan ‘olahraga’ secukupnya saat bercinta, juga membuat tidur menjadi nyenyak dan berkualitas.
10. Menghilangkan stres
Saling menyentuh dan memeluk pasangan saat bercinta juga akan membuat tubuh melepas hormon alami yang biasa disebut “feel good hormone.” Adapun rangsangan seksual yang terjadi di dalam tubuh juga akan melepas zat-zat kimia yang selama membebani otak, sehingga pikiran terasa ringan, menyenangkan, dan bebas dari stres. Rutin berhubungan seks dengan pasangan juga akan meningkatkan keintiman suami istri. Penjelasannya sederhana saja: seks adalah kegiatan yang sangat intim dan penuh rahasia indah sekaligus nakal yang hanya diketahui oleh pasangan yang melakukannya – itulah yang menciptakan rasa intim. Rasa intim itu bukan saja mampu memelihara keutuhan rumah tangga dan meningkatkan rasa percaya diri, tapi juga menimbulkan rasa bahagia. Rasa bahagia dan puas terhadap diri sendiri dan kehidupan itu pula yang membuat orang jadi terlihat awet muda. Studi yang dilakukan Royal Edinburg Hospital di Skotlandia, Inggris, terhadap 3.500 orang dalam rentang usia 18–102 tahun membuktikan bahwa orang-orang yang menikmati kehidupan seksnya umumnya berpenampilan lebih muda dibanding usia sebenarnya.
Tina Savitri