Kunci kemesraan
Masalahnya, seiring usia perkawinan, kita secara sadar atau tidak, mengurangi kualitas keintiman. Padahal, keintiman merupakan lem perekat yang membuat suami-istri ingin terus bersama-sama dalam suka dan duka.
Kiat-kiat berikut bisa Anda jalankan untuk menjaga kemesraan dan melewati fase fall out of love yang krusial:
1. Pandang matanya.
Stop dua detik dan pandang mata pasangan Anda. Di awal perkawinan, ketika ngobrol atau berpamitan padanya, Anda bisa dipastikan melakukan kontak mata. Namun kebiasaan baik ini kerap luntur seiring waktu. Padahal kontak mata penting, karena saat inilah bonding dengan pasangan terjadi. Melihat ke dalam mata bisa melumerkan kebekuan yang mungkin ada. “Saya minta klien saya, sepasang suami istri, untuk saling memandang, dan mereka terkejut ketika menyadari betapa lama mereka tak saling memandang,” tutur Vera.
2. Ayo, ngobrol
Tentu saja Anda mengobrol setiap saat dengan suami. Tapi yang kerap diobrolkan hal-hal superfisial dan tidak meningkatkan kualitas hubungan. Selain itu, saat bicara dengan pasangan, ke mana arah mata Anda? Ke teve, koran, anak, atau layar Blackberry? Ketika mengobrol, niatkanlah untuk benar-benar berbicara dengannya. Libatkan sentuhan, kontak mata, humor, dan tawa. Ngobrol yang 'niat' seperti ini tak perlu lama, tapi bila selalu dilakukan akan mempertahankan bara cinta.
3. Beraktivitas berdua
Kapan terakhir Anda beraktivitas bersama suami? Pasangan usia matang sesungguhnya punya lebih banyak waktu untuk mencoba hobi atau mengeksplorasi tempat baru. Tidak harus traveling bersama, cobalah hal-hal kecil, seperti membersihkan gudang berdua. Kegiatan bersama ini penting untuk menumbuhkan rasa yang dulu dimiliki. Setiap orang butuh partner, dan kita baru merasa memilikinya ketika melakukan sesuatu bersama. Dan, suami adalah partner in life.
4. Harapan bersama
Setiap pasangan punya alasan tertentu untuk menikah. Tapi, seiring waktu, terkadang alasan itu bergeser dari alasan awal. Jika sekarang alasan Anda bertahan hanya –misalnya-- demi anak-anak, berarti rumah tangga Anda sedang bermasalah. Menengok kembali alasan awal dan mengevaluasinya atau bahkan menentukan tujuan baru akan memperkuat ikatan perkawinan.
5. Kompromi, bukan mengalah
Agar hubungan berjalan aman, terkadang Anda terpaksa mengalah. Padahal mengalah jauh beda dari negosiasi atau kompromi. Kompromi tercipta ketika kedua pihak bersedia mengurangi sedikit ekspektasi atau derajat ekstremnya. Misalnya, jika suami Anda superhemat dan Anda superboros, Anda bersedia mengerem dan suami belajar untuk sedikit 'bersenang-senang'.