Apa pun emosi Anda, reaksi tubuh bisa tak terduga. Ini riset dari Australia.
Marah
Tubuh mengalami lonjakan hormon testosteron, detak jantung dan tekanan darah meningkat. Dua jam setelah kemarahan Anda meledak, Anda lima kali berisiko serangan jantung, dan tiga kali berisiko stroke. Biasanya setelah kemarahan meledak, kita butuh penenang. Lazimnya minuman beralkohol menjadi pilihan, selain rokok.
Kendalikan emosi Anda, cek kondisi perut Anda. Dalam kondisi lapar, emosi memang lebih mudah meletup. Dalam kondisi lapar, hormon serotonin berkurang sehingga mempengaruhi kemampuan kita mengendalikan kemarahan. Jangan pernah menahan lapar, agar Anda tidak mudah meledak. Untuk menenangkan diri, cobalah lakukan kegiatan dengan sisi tangan yang tidak dominan. Bila Anda tidak kidal, coba gunakan tangan kiri untuk melakukan sesuatu.
Cemburu
Bagian otak yang disebut cortex cingulate anterior ‘meletup’. Bagian otak ini diaktifkan oleh kejadian-kejadian yang berkaitan dengan situasi sosial, misalnya dikucilkan oleh teman. Itu sebabnya mengapa cemburu bisa membangkitkan reaksi keras. Bila Anda menggunakan pil kontrasepsi, respon terhadap cemburu akan lebih dahsyat. Rasa cemburu membuat mata Anda buta terhadap objek-objek yang sejajar dengan mata karena otak Anda terganggu. Dalam kondisi ini seseorang sebaiknya tidak melakukan tindakan berisiko seperti mengemudi atau memotong sesuatu dengan benda tajam. Redakan rasa cemburu dengan mengubah rasa ‘iri berbahaya’ dengan ‘iri jinak’, misalnya ‘kalau elu gitu, gue juga bisa’. Hindari menghibur diri dengan media sosial, karena media ini akan membuat Anda kian frustrasi.
Khawatir
Mengkhawatirkan segala sesuatu yang belum terjadi atau takut berbuat salah, adalah pertahanan otak, dan memaksa bagian otak tertentu untuk bekerja keras. Otak kita tidak dapat tampil maksimal dan lebih cepat lelah. Rasa khawatir dapat meningkatkan stres, meningkatkan risiko penyakit Alzheimer, dan lebih cepat pikun. Atasi perasaan khawatir dengan menuliskan kekhawatiran-kekhawatiran Anda, karena ketika otak bersih, space di otak akan diperluas dan siap untuk tugas lain. Jangan mengesampingkan rasa khawatir karena dapat meningkatkan kecemasan.
Stres
Adrenalin dan norepinephrine menyebar ke seluruh tubuh yang mengakibatkan jantung berdetak lebih kencang, kortisol mematikan fungsi tubuh yang tidak utama. Bagian otak – prefrontal cortex menderita, sehingga berpikir jernih dan memusatkan perhatian menjadi sangat sulit. Stres berkepanjangan akan mengubah gen-gen yang seharusnya diam, mengacaukan keseimbangan tubuh. Dampaknya Anda bisa salah mengambil keputusan, gigi gemeretuk saat tidur (bruxism), sakit kepala, dan rentan terhadap virus. Stres berkepanjangan akan memicu diabetes tipe 2, pikun, gangguan jantung, dan depresi. Cara cepat mereduksi stres adalah dengan berolah raga. Aktivitas fisik akan menata kembali otak untuk lebih tahan terhadap stres. Berolah raga secara otomatis mengubah area otak yang memicu kecemasan ketika menghadapi situasi yang stressful.
Marah
Tubuh mengalami lonjakan hormon testosteron, detak jantung dan tekanan darah meningkat. Dua jam setelah kemarahan Anda meledak, Anda lima kali berisiko serangan jantung, dan tiga kali berisiko stroke. Biasanya setelah kemarahan meledak, kita butuh penenang. Lazimnya minuman beralkohol menjadi pilihan, selain rokok.
Kendalikan emosi Anda, cek kondisi perut Anda. Dalam kondisi lapar, emosi memang lebih mudah meletup. Dalam kondisi lapar, hormon serotonin berkurang sehingga mempengaruhi kemampuan kita mengendalikan kemarahan. Jangan pernah menahan lapar, agar Anda tidak mudah meledak. Untuk menenangkan diri, cobalah lakukan kegiatan dengan sisi tangan yang tidak dominan. Bila Anda tidak kidal, coba gunakan tangan kiri untuk melakukan sesuatu.
Cemburu
Bagian otak yang disebut cortex cingulate anterior ‘meletup’. Bagian otak ini diaktifkan oleh kejadian-kejadian yang berkaitan dengan situasi sosial, misalnya dikucilkan oleh teman. Itu sebabnya mengapa cemburu bisa membangkitkan reaksi keras. Bila Anda menggunakan pil kontrasepsi, respon terhadap cemburu akan lebih dahsyat. Rasa cemburu membuat mata Anda buta terhadap objek-objek yang sejajar dengan mata karena otak Anda terganggu. Dalam kondisi ini seseorang sebaiknya tidak melakukan tindakan berisiko seperti mengemudi atau memotong sesuatu dengan benda tajam. Redakan rasa cemburu dengan mengubah rasa ‘iri berbahaya’ dengan ‘iri jinak’, misalnya ‘kalau elu gitu, gue juga bisa’. Hindari menghibur diri dengan media sosial, karena media ini akan membuat Anda kian frustrasi.
Khawatir
Mengkhawatirkan segala sesuatu yang belum terjadi atau takut berbuat salah, adalah pertahanan otak, dan memaksa bagian otak tertentu untuk bekerja keras. Otak kita tidak dapat tampil maksimal dan lebih cepat lelah. Rasa khawatir dapat meningkatkan stres, meningkatkan risiko penyakit Alzheimer, dan lebih cepat pikun. Atasi perasaan khawatir dengan menuliskan kekhawatiran-kekhawatiran Anda, karena ketika otak bersih, space di otak akan diperluas dan siap untuk tugas lain. Jangan mengesampingkan rasa khawatir karena dapat meningkatkan kecemasan.
Stres
Adrenalin dan norepinephrine menyebar ke seluruh tubuh yang mengakibatkan jantung berdetak lebih kencang, kortisol mematikan fungsi tubuh yang tidak utama. Bagian otak – prefrontal cortex menderita, sehingga berpikir jernih dan memusatkan perhatian menjadi sangat sulit. Stres berkepanjangan akan mengubah gen-gen yang seharusnya diam, mengacaukan keseimbangan tubuh. Dampaknya Anda bisa salah mengambil keputusan, gigi gemeretuk saat tidur (bruxism), sakit kepala, dan rentan terhadap virus. Stres berkepanjangan akan memicu diabetes tipe 2, pikun, gangguan jantung, dan depresi. Cara cepat mereduksi stres adalah dengan berolah raga. Aktivitas fisik akan menata kembali otak untuk lebih tahan terhadap stres. Berolah raga secara otomatis mengubah area otak yang memicu kecemasan ketika menghadapi situasi yang stressful.
Smartwatch yang Mendeteksi Suhu Tubuh untuk Aktivitas Sibuk
Smartwatch Oase Horizon W1 pas untuk gaya hidup sehari-hari, termasuk untuk berolahraga. ... more
5 Cara Ampuh untuk Berhenti Menunda Pekerjaan
Tahukah Anda kalau kita membuang waktu berjam-jam karena menunda pekerjaan? ... more
5 Sinyal Tubuh yang Penting Diperhatikan
Ketika tubuh memancarkan tanda bahaya ini, jangan remehkan. ... more