
Anda dan pasangan terlibat cinta segitiga karena ada pihak ketiga yang tak bisa lepas dari pasangan Anda?
Jika ia adalah empat hal di bawah ini, mungkin cinta segitiga ini tak perlu diakhiri. Anda hanya perlu lebih kepala dingin saat menghadapinya.
1. Pihak ketiga: Ibu mertua
Ini 'cinta segitiga' yang sedikit rumit. Hubungan pasangan Anda dan ibu mertua sangat dekat. Di awal pernikahan, Anda masih maklum jika ibu mertua terkesan mengatur kehidupan rumah tangga Anda. Setelah Anda berdua tinggal mandiri, Anda merasa kehidupan rumah tangga Anda lebih bebas karena jauh dari ibu mertua.
Namun ketika ayah mertua sakit-sakitan, atau sudah tak ada dan ibu mertua butuh perhatian ekstra dari pasangan Anda, tampaknya cinta segitiga yang sempat hilang kembali terjadi. Kadang pasangan Anda lebih mementingkan ibunya daripada Anda, dan Anda merasa harus 'bersaing' dengan ibu mertua untuk mendapatkan perhatian dari pasangan.
Selama ibu mertua tidak mengatur bagaimana Anda menjalani rumah tangga, cara Anda jadi istri, apalagi merecoki urusan Anda mendidik anak-anak, biarkan saja hubungan ibu mertua-pasangan. Di mata setiap ibu, anak laki-laki tak pernah dewasa, dan tetap perlu dimasakkan makanan favorit, dan tempat bermanja-manja.
2. Pihak ketiga: Pekerjaannya
Ini cerita klasik cinta segitiga yang sering berakhir dengan perceraian hanya karena ada pihak yang menginginkan kebebasan berekspresi, sementara pihak lainnya merasa tak dipedulikan.
Bagi seorang pria, pekerjaan adalah harga dirinya, suatu pencapaian yang kadang tak sebanding dengan uang yang dihasilkan. Di sinilah kepala dingin Anda berbicara, begitu pula intuisi Anda. Jika Anda tahu cintanya pada pekerjaan tak akan mengganggu kelancaran rumah tangga, biarkan.
Namun jika kehidupan seks Anda berantakan karena ia selalu terlalu lelah sepulang kerja, atau Anda merasa jadi orang tua tunggal karena segala urusan anak-anak dilimpahkan kepada Anda dengan alasan ia terlalu sibuk di kantor, sudah waktunya Anda duduk bareng. Bicarakan masalah ini, bahkan jika perlu hubungi konsultan pernikahan.
Satu tanda simpel bahwa ia lebih cinta 'selingkuhannya' adalah ketika orang kantornya tahu hal-hal di luar pekerjaan seperti destinasi liburannya tahun ini atau hal-hal pribadi lain daripada Anda.
3. Pihak ketiga: Hobinya
Pria tanpa hobi lebih mirip sayur hanya dengan bumbu basic. Enak, tapi tidak nendang. Karena itu, biarkan ia menikmati hobinya. Tapi cinta segitiga ini sudah mengarah ke hubungan kurang sehat jika tiap weekend ia selalu melakukan hobinya, tanpa peduli apa yang Anda dan anak-anak lakukan.
Anda juga harus mengajaknya bicara jika hobinya ini memakan bujet yang terlalu besar, hingga mengorbankan bujet liburan keluarga, misalnya. Atau, dalam seminggu hampir tiap hari ia langsung menikmati hobinya sepulang kerja. Ingatkan dia bahwa hobi itu dilakukan di waktu luang. Jika dilakukan terus-terusan, jangan-jangan itu pekerjaannya....
4. Pihak ketiga: Sahabatnya
Punya sahabat tentu tak dilarang, bahkan jika punya rahasia yang hanya dibagi dengan sahabat. Namun bukan berarti sahabat atau para sahabat mendominasi kehidupan rumah tangga Anda berdua. Apalagi jika salah satu sahabat masih ada yang single, dan ia seakan menuntut pasangan Anda untuk mengikuti gaya hidupnya.
Jika Anda merasa ia terlalu sering hang out bareng sahabatnya, tak usah membalasnya dengan hang out sepuasnya bersama sahabat Anda. Sahabat adalah semangat yang menyemarakkan kehidupan, namun Anda adalah sahabat terbaik pasangan. Jadi, ingatkan pasangan kalau hang out atau membantu sahabatnya bukan masalah, tapi ingat waktu, energi, dan perhatian yang juga harus ia curahkan kepada keluarganya.
Lain cerita jika sahabatnya adalah wanita. Daripada terjadi cinta segitiga betulan, batasi waktunya dengan sahabat wanita tersebut. Nanti ia lupa yang mana istrinya....