.jpg)
1. Terima rasa sakitnya
Sebagian orang, biasanya pria, mencoba mengingkari bahwa sesungguhnya ia patah hati, lalu berusaha mengalihkannya dengan berpura-pura kuat atau cuek. Mungkin karena tak mau disebut cengeng atau lemah di mata orang lain. Padahal, dengan mengingkari, penderitaan Anda justru terus bercokol di hati. Karena, lingkaran kenangan pahit itu akan terus menghantui hidup Anda, dan lama kelamaan Anda akan ‘terkunci’ di dalamnya.
Dr Willbourn mengatakan, menerima kenyataan bahwa Anda memang merana karena patah hati justru sangat penting dalam proses penyembuhan. Sadari dan terimalah bahwa rasa sakit yang Anda rasakan adalah sesuatu yang normal. Bahwa Anda memang sangat mencintai dia sehingga Anda merasa sedih dan merana saat kehilangan dia. Tak perlu ditahan-tahan. Rasakan dan resapi rasa sakitnya, sampai Anda puas melampiaskan kesakitan Anda. Kalau perlu menangislah sampai puas. Setelah itu, biasanya hati Anda terasa lebih lega.
2. Ubah kebiasaan sehari-hari
Tinggalkan aktivitas-aktivitas yang mengingatkan Anda pada dia. Lakukan kegiatan-kegiatan baru yang selama ini Anda minati tapi belum sempat dicoba, dan tetaplah berolahraga. Olahraga merupakan terapi yang sangat efektif untuk menurunkan tingkat depresi. Lingkungan dan pergaulan yang baru juga akan membantu Anda untuk memulai tahap kehidupan yang baru.
Anda juga perlu mengubah thinking habit. Saat kita terlibat dalam sebuah hubungan, secara tak sadar kita mengubah sebagian dari diri kita dan pemikiran kita selama proses saling menyesuaikan diri dengan pasangan kita. Dan tanpa disadari pula, akhirnya tercipta pola-pola pemikiran baru. Ketika hubungan berakhir, pola-pola pemikiran itu tetap tertinggal.
Mengubah thinking habit bisa dimulai dengan membuat kerangka baru tentang makna kebahagiaan. Kalau selama ini Anda selalu mengaitkan kebahagiaan Anda dengan keberadaan dia, cobalah untuk membayangkan bahwa Anda pun bisa berbahagia tanpa kehadirannya.