.jpg)
Dalam sebuah hubungan—cinta atau perkawinan—respek atau saling menghargai antar pasangan sangat penting. Perasaan dihargai oleh pasangan akan membuat perkawinan terasa nyaman untuk dijalani oleh kedua pihak.
Tapi bagaimana kalau pasangan Anda malah lebih sering menguras emosi dan energi Anda?
Jangan dulu berpikir untuk berpisah atau bercerai kalau masih ada jalan keluar. Memelihara energi positif sangat diperlukan untuk mencegah Anda menjadi korban pasangan seperti ini.
Karena itu, kenali tipenya agar bisa menghadapinya (knocking on wood...).
1. Si Tukang Menyalahkan
Setiap kali terjadi sesuatu yang tak berjalan sesuai harapan, ia akan mencari-cari kesalahan Anda. Meskipun jelas-jelas ia penyebab kegagalan, ia selalu punya cara untuk membelokkannya menjadi kesalahan Anda. Orang seperti ini sebenarnya takut memikul tanggung jawab.
Solusi: Ia perlu ‘dibenahi’ secara perlahan-lahan dan berkali-kali. Namun butuh ketegasan dan konsistensi sikap pada diri Anda. Katakan padanya bahwa Anda tidak mau lagi terus-menerus dijadikan kambing hitam. Katakan pula bahwa mencari kambing hitam bukan hanya tidak menyelesaikan masalah yang ada, tapi kita juga tidak belajar apa-apa dari masalah tersebut.
2. Si Tukang Mengeluh
Sepertinya ia orang paling malang sedunia dan selalu jadi korban. Seolah seluruh dunia selalu menentangnya. Ia sebenarnya orang yang sangat tidak percaya diri, tapi tidak mau mengakuinya.
Solusi: Berilah simpati dan dengarkan keluhannya, tapi hentikan sebelum berlarut-larut. Katakan kepadanya—dengan lembut tapi tegas, “Sayang, aku bisa mengerti kalau kamu kecewa. Tapi dengan hanya mengeluh berulang-ulang tidak akan mengubah apa pun. Lebih baik sekarang kita berkonsentrasi mencari solusinya. Yuk, kita cari bersama-sama.”
3. Si Tukang Cela
Sesekali mengkritik pasangan memang perlu. Tapi bila Anda terus-menerus dikritik atau dicela, apalagi bila dengan cara menyakitkan, siapa pula yang tahan. Ia sebenarnya memendam ketidakpuasan terhadap dirinya sendiri, tapi orang yang paling gampang dijadikan kambing hitam untuk ketidakpuasan tersebut adalah pasangannya sendiri.
Solusi: Cobalah bersikap kalem, santai, dan kerahkan sense of humor setiap kali menghadapi kritik dan celanya. Katakan kepadanya, “Aku tahu kamu bermaksud membantuku agar menjadi lebih baik. Tapi kalau mengkritik terlalu keras dan terlalu sering, saya jadi malas dengarnya, dan kamu akan capek sendiri.”
4. Si Egois
Semua hal harus didasarkan pada kebutuhan dan kepentingan dirinya sendiri. Jangan harap ia mau mengerti atau menyetujui sesuatu bila hal itu tidak ada untungnya bagi dirinya, meskipun pasangannya sangat membutuhkannya. Ada kalanya sifat seperti ini memjurus ke narsisisme. Ia merasa tidak berharga, sehingga secara tidak sadar menuntut orang lain untuk menghargai dan memprioritaskannya.
Solusi: Jangan biarkan dia selalu mendahulukan kepentingannya. Anda juga ingin sesekali kebutuhan Anda didahulukan atau dianggap penting. Contohnya, katakan, “Kemarin, kan, kamu sudah keluar banyak uang untuk mendandani mobilmu. Aku akan tambah cinta padamu kalau sekarang kamu boleh traveling bersama teman-temanku. Kamu sudah kenal mereka semua.”
5. Si Cengeng
Sebentar-sebentar mengeluh atau mengasihani diri sendiri. Celakanya, ia menuntut agar pasangannya selalu menyediakan waktu untuk mendengarkan keluh-kesahnya. Ia merasa tidak aman dengan dirinya sendiri dan membutuhkan orang lain yang ia percayai untuk bersandar.
Solusi: Sebenarnya ia menganggap Anda orang kepercayaannya, tempat ia bisa membuka diri tentang kelemahan-kelemahannya. Karena itu, janganlah bersikap terlalu keras atau emosional menghadapinya. Kalau Anda capek menghadapi keluhan-keluhannya, tak ada salahnya meluangkan waktu istirahat sejenak untuk me-recharge energi. Misalnya jalan-jalan ke mal untuk cuci mata, mendengarkan musik kesukaan, atau meditasi.
[Baca juga tanda-tanda Anda capek hati menjalani hubungan cinta]