3. Foto cantik dengan ponsel
Foto saat liburan sekarang tidak lagi hanya menjadi kenangan untuk si pelancong karena bisa dilihat semua orang melalui media sosial. Melihat foto-foto melalui akun Instagram adalah salah satu kegiatan favorit saya karena menyenangkan dan dapat memunculkan inspirasi.
Destinasi liburan baru juga bisa kita temukan di media sosial. Contohnya, akun Folkindonesia. Saya menemukan ada air terjun yang sangat cantik di Solok, Sumatra Barat. Ada pula danau dengan air bening dan sepi (seperti punya sendiri) di Sulawesi Tengah.
Kita juga bisa menemukan sudut-sudut baru di kota yang sering sekali didatangi turis seperti London dengan cara menjelajahi media sosial. Hampir setiap kota di dunia punya akun Instagram resmi yang memudahkan para wisatawan mengintip tempat-tempat itu.
Cara kita mengambil foto juga sedikit banyak berubah karena tren traveling ini. Mengambil foto dari angle tertentu, kemudian diedit menggunakan aplikasi editing foto tertentu dan voilà! Foto super ciamik bisa Anda upload di akun pribadi Anda.
4. Semakin murah
Sebuah maskapai penerbangan bertarif rendah memiliki slogan yang sangat menarik: Now everyone can fly. Hadirnya low-cost carrier (LCC) di Indonesia adalah salah satu penyebab meningkatnya minat traveling.
Bayangkan, tarif normal perjalanan Jakarta-Denpasar adalah sekitar Rp1,5 juta untuk perjalanan pergi-pulang, sementara maskapai penerbangan bertarif rendah dapat membawa Anda ke sana dengan hanya membayar separuhnya. Siapa yang tidak tergiur?
Maskapai LCC memang tidak memberikan servis standar seperti bagasi atau makanan, namun untuk perjalanan pendek, ini mungkin bukan masalah.
Perjalanan dengan pesawat udara menjadi lebih murah lagi dengan adanya promosi dan potongan harga yang diberikan ketika masa travel fair. Penyelenggaranya banyak, terutama maskapai penerbangan yang bekerja sama dengan bank atau asosiasi agen perjalanan.
Berburu tiket murah di travel fair ini ramainya seperti mengantre sembako. Untuk travel fair yang menggandeng sebuah bank, akan ada tawaran cash back dalam jumlah tertentu. Artinya, sebagian uang Anda akan dikembalikan.
Tapi jatahnya hanya sedikit, mungkin sekitar 200 hingga 300 orang pertama. Tak heran banyak yang rela mengantre dari subuh....
5. Liburan yang passionate
Berlibur ada macam-macam. Wisata belanja, kuliner, sejarah dan lainnya. Sekarang, tak jarang kita temukan versi liburan yang lebih spesifik, biasanya sesuai passion si pelancong.
Bila passion Anda memang kuliner lokal, tujuan wisatanya akan berbeda dengan turis kebanyakan. Tidak hanya mencoba makanan khas daerah setempat tapi Anda bisa mengambil kursus singkat memasak hidangan tersebut. Atau, bisa jadi itinerary Anda hanya dipenuhi wine tasting di perkebunan anggur.
Tidak punya kesempatan berbelanja suvenir di weekend market? Tak masalah untuk turis jenis ini.
Nilai-nilai kita juga bisa menjadi versi wisata tersendiri. Ada yang berwisata saat ia ikut lari maraton di sebuah negara atau kota. Ada pula yang berwisata untuk membersihkan pantai dari sampah-sampah yang merusak lingkungan.
Apa pun versi wisata Anda, berlibur memiliki dampak yang luar biasa pada perkembangan pribadi Anda. Mantra “work hard travel harder” tak ada salahnya jadi mantra Anda agar semangat menunggu liburan....