
Vagina kita memiliki aroma khas. Dari beragam aroma tersebut, kita bisa mendeteksi kesehatan di bawah sana.
Mengetahui tiga aroma dominan yang biasa kita cium dari organ intim bisa membantu apakah aroma itu normal atau indikasi adanya penyakit di area organ intim.
1. Bau lembap
Bayangkan bau keringat yang tidak mencolok hidung, yang mirip ketika kita selesai berolahraga. Aroma ini menandakan vagina Anda baik-baik saja, dan aroma itu adalah bau feromon, zat kimia dalam tubuh untuk menarik lawan jenis.
Aroma lembap ini adalah aroma alami vagina, dan intensitas baunya bisa berubah-ubah tergantung pada suhu, diet yang Anda lakukan, keringat yang Anda keluarkan, bahkan bisa berubah saat Anda memakai jeans ketat.
Solusi: Jika aromanya terlalu kuat, sering-seringlah membersihkan vagina agar tetap kering. Saat mandi, berikan perhatian ekstra di area itu, dan pilih produk untuk area organ intim (pembalut atau pantyliner) tanpa parfum.
2. Bau kimia
Aroma kimia yang kuat, mirip produk bleaching, umumnya tercium setelah Anda melakukan kegiatan seksual, di saat cairan vagina yang keluar telah tercampur dengan pelumas, kondom, juga semen. Karena masing-masing cairan punya aroma khas tersendiri, jadilah aroma kimia yang kuat yang tercium.
Solusi: Tak ada yang perlu dikhawatirkan jika hanya aromanya yang tercium. Namun jika aroma kimia ini tercium berbarengan rasa gatal dan area organ intim Anda kemerahan, mungkin saja Anda mengalami infeksi jamur. Segera periksakan ke dokter.
3. Bau amis
Bau amis, meski hanya samar-samar, menandakan adanya pertumbuhan abnormal dari bakteria yang semestinya. Umumnya hal itu disebabkan oleh cara membersihkan vagina yang tidak benar, atau seks tanpa kondom.
Solusi: Jika arma itu disertai rasa gatal dan cairan berwarna abu-abu atau putih susu, segera periksa ke dokter. Mungkin saja Anda mengalami infeksi vagina, seperti bacterial vaginosis. Anda harus minum antibiotik untuk menghilangkan infeksi ini.
Dan jangan sepelekan bacterial vaginosis, terutama untuk wanita berusia 14 sampai 40 tahun, karena bisa merembet ke mana-mana. Jagalah juga kebersihan area organ intim, dengan rajin mengganti pantyliner (maksimal 4 jam), memakai underwear bahan katun, dan membilas dengan benar setiap buang air.