Yang tampil pertama adalah Novita Yunus, dengan lini premiumnya, NY by Novita Yunus. Kali ini Novita mengolah tenun Sumba dan tenun Wakatobi, dipadukan lace dan bordir, menjadi koleksi busana resor yang nyaman sekaligus chic.
Koleksi NY Pure Resort ini menghadirkan palet monokrom; hitam, putih (dan off-white), serta abu-abu, ditemani aksesori dari tikar, yang semakin menguatkan aroma vakansinya.
Novita, desaner Indonesia Fashion Forward, berhasil menerjemahkan keinginan wanita sibuk untuk tetap tampil stylish di waktu luang mereka, tanpa harus ribet. Ini terlihat dari siluet longgar yang mendominasi, dari blus model kaftan, sleeveless top hingga vest panjang.
Novita juga mengolah teknik tie-dye, serta cap dengan spons, dan bahan pelepah pisang.
Di sekuens kedua, Lulu Lutfi Labibi, Pemenang I Lomba Perancang Mode 2011, hadir dengan koleksi bertajuk Tepian. Sesuai konsepnya, "kembali ke kesunyian dan mengambil jarak dari keramaian," koleksi busana pria dan wanita ini menonjolkan kreativitas dalam pengolahan tenun lurik.
Koleksinya menampilkan palet monokromatis, diselingi warna merah, biru, dan kuning, pada motif yang mengambil metode batik. Sebagai inovasi, Lulu mengeksplorasi teknik tenun geredan, yaitu teknik 'menarik' atau menggeret, untuk menciptakan motif lurik unik di tepi kain.
Sekuens Lulu ditutup dengan aksi dramatis para model yang menjatuhkan diri, berbaring di runway.
Setelah show berakhir, komunitas PESONA belum juga beranjak. Foto-foto bareng sahabat, apalagi teman lama, kembali berlangsung meski sebelum PESONA Sisterhood Runway mulai, hal ini telah mereka lakukan.
Selebrasi persahabatan memang terus berlanjut bahkan ketika lampu telah dipadamkan semua....
Foto: Image.net/Jakarta Fashion Week 2019