.jpg)
Di tahun ajaran baru ini, anak Anda melanjutkan studinya ke luar kota atau luar negeri, atau tinggal di tempat kos.
Mendadak, Anda menjadi ibu baperan yang tak ingin berpisah dari anak, atau harap-harap cemas akan nasib anak Anda di tempat barunya. Saya mengalaminya, begitu pula beberapa teman saya. Kami jadi baperan, padahal biasanya kami seperti Tom dan Jerry dengan anak kami.
Melepas anak studi di luar kota adalah pengalaman baru yang penting bagi seorang ibu (juga ayah). Apalagi jika itu kali pertama, entah tingkat SMA maupun universitas. Begitu tiba saat berpisah, karena Anda harus pulang dan ia tak bisa lagi ditunggui orang tua, Anda sudah kangen duluan.
Daripada sedikit-sedikit panik, ingatlah lima hal simpel ini. Mudah-mudahan hati Anda lebih tenang (setidaknya sampai liburan tiba), dan anak Anda pun bisa menyelesaikan studinya dengan lancar.
1. Bekali dia dengan pengetahuan dasar
Setiap orang tua punya cara tersendiri dalam mendidik dan membesarkan anak mereka. Tapi Anda harus ingat untuk membekali dia dengan pengetahuan dasar yang sekali-sekali berguna ketika ia tinggal terpisah dari Anda.
Tahu membersihkan rumah, menggunakan setrika, juga merebus air. Hal-hal yang terlihat sepele ini akan menyulitkan ia di tempat barunya jika ia sama sekali tak tahu caranya karena di rumah selalu dilayani ART.
2. Bekali dia dengan aturan tak tertulis
Sama dengan pengetahuan dasar, aturan tak tertulis ini harus diketahuinya dari rumah. Sopan santun, cara berkomunikasi dengan guru/dosen, orang yang lebih tua/muda, juga intonasi berbicara. Ilmu pengetahuan bisa dipelajari di mana saja, namun sopan santun atau manner umumnya dibawa dari rumah.
3. Pantau dari jauh
Tak usah bolak-balik kepo akan kondisi anak. Jika Anda yakin tempat tinggal dan sekolah anak Anda memang terpilih, maka anak Anda berada di lingkungan yang aman dan nyaman. Anda bisa memantau dari jauh dengan mengetahui semua nomor telepon penting teman-temannya, ibu asrama/kos, dan ikut grup chatting orang tua murid. Dari sini Anda bisa mengetahui situasi secara garis besar, dan tidak ketinggalan info.
4. Terus berkomunikasi
Mungkin tak mesti setiap hari, tapi jangan menelepon anak hanya sebulan sekali. Teruslah berkomunikasi, entah menelepon atau mengunjunginya sekali-sekali. Biarkan anak Anda selalu ingin curhat kepada ibunya tentang pengalamannya di sekolah dan tempat kos, tentang teman-temannya, dan jika ada masalah. Jika ia perlu sesuatu, Andalah yang ia hubungi.
Asah pula intuisi Anda. Jika Anda merasa ada ganjalan, dengarkan; siapa tahu anak Anda memang sedang ada masalah.
5. Biarkan dia mandiri
Yakinkan diri Anda kalau anak Anda bisa mandiri, di mana pun ia berasa. Bekal yang telah Anda berikan, juga kepercayaan diri yang Anda tumbuhkan akan menjadikan dia anak yang tangguh dan mandiri. Jadi, ketika nanti Anda bertemu lagi, jangan heran kalau anak Anda sudah lebih dewasa.
[Baca juga tentang pengaruh tidur terhadap suksesnya pendidikan anak]