
Di Indonesia, pohon aren menyebar mulai dari Sumatra bagian utara, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, Sulawesi, Ambon, Madura, Bali, Bima, dan Flores.
Bila dipotong, buah kolang-kaling yang belum matang atau kulitnya masih berwarna hijau itu akan menampakkan biji yang kenyal berwarna putih bening berbentuk bulat lonjong. Kemudian buah itu dipukul supaya menjadi pipih.
Ekspor kolang-kaling sudah dilakukan sejak tahun 1970-an. Negara-negara pengimpor kolang-kaling dari Indonesia adalah Amerika Serikat, Saudi Arabia, Belanda, Hong Kong, Jepang, Taiwan, dan beberapa negara di kawasan Eropa.
Bahkan Malaysia yang juga penghasil kolang-kaling pun saat bulan Ramadan menyerbu Langkat, Sumatra Utara, untuk membeli kolang-kaling.
Harganya di pasar dalam negeri akan melonjak menjelang bulan Ramadan. Tahun 2016, di bulan Ramadan, harga kolang-kaling mencapai Rp20.000 per kilogram. Para petani kolang-kaling mengaku tak perlu repot mengantar buah ini ke para pedagang, karena mereka akan mengambil sendiri.
Permintaan pasar luar negeri pun ikut melonjak selama bulan Ramadan hingga Idul Fitri. Beberapa pengusaha kolang-kaling kemasan telah melakukan inovasi dengan mengekspor kolang-kaling siap saji dalam berbagai rasa.
Putri Sedaro Putih tak lagi tampil putih. Sang primadona ini pergi ke mancanegara dalam beberapa warna, dan diolah tanpa pengawet.
Menilik kandungan gizinya, setiap 100 gram kolang-kaling mengandung 91 mg kalsium, 0,69 gram protein, 4 gram karbohidrat, abu 1 gram, serat kasar 0,95 gram, dan fosfor 243 mg. Kolang-kaling juga mengandung vitamin A, B, dan C, dan sumber kalsium yang baik.
Tahukah Anda kalau kandungan galaktomanan-nya bisa membantu mengurangi nyeri sendi? Kandungan seratnya, gelatin, cukup tinggi untuk membantu menyehatkan pencernaan dan mempercepat rasa kenyang.
Karena itu, buah ini baik untuk Anda yang sedang menurunkan berat badan. Untuk berbuka puasa, kolang-kaling mampu mengganjal perut sampai Anda menyelesaikan ibadah tarawih. Namun manfaatnya baru bisa diperoleh secara maksimal bila diolah dengan tepat.
Sebaiknya, jangan mengolahnya dengan gula putih. Bila Anda ingin menggunakan gula, gunakan gula aren yang mengandung indeks glikemik yang rendah (IG35). Artinya, penyerapan glukosa lambat, sehingga tidak memperberat kerja pankreas dalam menghasilkan insulin.
Dalam proses pembuatannya pun gula aren tidak ada tambahan bahan kimia. Gula aren mengandung riboflavin, thiamin, niacin, asam askorbat, kalsium dan lain-lain yang aman bagi tubuh. Cocok karena kolang-kaling dan gula aren, kan, saudara kandung....
Foto: 123RF