
Pendidikan anak tak hanya sederet kurikulum yang diajarkan di sekolah. Wanita ini berupaya mengisi celah yang belum terpenuhi oleh pendidikan formal.
Seperti ibu muda lainnya, Kurie Suditomo, 41, juga cemas melihat kedua anak lelakinya, Ranu, 12, dan Tebing, 8, bisa lupa waktu saat main game di komputer atau iPad. Namun di sisi lain, ia juga terkagum-kagum melihat betapa cepatnya anak-anak memahami coding atau cara kerja game-game itu—yang dari hari ke hari semakin canggih.
Alih-alih melarang anak-anaknya main game—ia hanya membatasi waktunya—Kurie berusaha mencarikan jalan keluar yang rasional. Dan mereka tetap bisa menyalurkan hobi main game tapi sekaligus mengasah logika dan kreativitas. “Kita tidak bisa melawan zaman. Anak-anak sekarang sejak dalam kandungan sudah terpapar teknologi komputer,” jelas Kurie.
Namun Kurie tak ingin anak-anaknya cuma menjadi objek teknologi, yang hanya bisa menikmati dan menganggap bahwa segala macam produk teknologi komputer seperti game, Facebook, Twitter, WhatsApp sebagai sesuatu yang jatuh dari langit.
“Mereka juga harus tahu cara kerjanya, proses pembuatannya, dan pada akhirnya bisa menciptakan sendiri,” ujar Kurie, bersemangat. Karena itu, ia berupaya mencari informasi tentang metode menyenangkan mengajarkan coding kepada anak-anak.
Dalam definisi sederhana, coding adalah bagian dari sistem pemograman komputer. Dengan memelajari coding, kita bisa memberi perintah pada objek-objek yang sudah kita beri kode untuk melakukan apa yang kita inginkan. “Dengan belajar coding, anak akan belajar computer science sekaligus matematika. Karena, belajar coding pada dasarnya adalah belajar matematika. Namun karena divisualkan dengan menarik, anak-anak jadi lebih mudah memahaminya.”
Dibantu teman lamanya, seorang programmer bernama Wahyuditomo, Kurie banyak belajar dari website coding.org yang mengampanyekan agar anak-anak belajar coding dengan menggunakan metode yang menyenangkan. Selanjutnya, pada 2013, Kurie nekat membuka holiday program belajar coding untuk anak-anak usia 8-12 tahun. Kurie dan Wahyu bersama-sama menyusun kurikulumnya.