
Banyak hal bagus yang saya dengar tentang Rajashtan, bahkan sejak awal saya tinggal di India. Hampir semua teman saya menyarankan untuk berkunjung ke negara bagian yang terletak di barat laut India ini. “It’s the most colorful state in India,” begitu mereka berpromosi.
Saya pun menyimpan Rajashtan dalam daftar panjang tempat-tempat yang ingin saya jelajahi. Namun saat itu saya masih asyik dengan New Delhi—yang tampaknya tak akan habis dijelajahi selama masa tinggal saya di India. Rajashtan pun terlupakan sejenak, sampai saya mendengar bahwa Jodhpur, salah satu kota di Rajashtan, menjadi tuan rumah perayaan sufi sedunia. Festival itulah yang akhirnya membawa saya ke Rajashtan, tepatnya ke Jodhpur, kota yang dijuluki The Blue City.
World Sufi Festival adalah perhelatan seni sufi dari seluruh dunia—begitulah klaimnya—yang diadakan setiap tahun di kota yang berbeda-beda di Rajashtan. Saat itu musim dingin belum usai di Delhi. Tiba di Jodhpur di pagi hari, saya langsung disambut cuaca yang hangat. Begitu keluar dari stasiun, beberapa sopir auto (semacam bajaj) langsung merubung dan merayu saya dan para turis lain yang baru turun dari kereta.
Para sopir itu rupanya sadar betul bahwa merayu turis bukan hanya butuh kata-kata, tapi juga perlu merias tunggangannya. Auto berhiaskan lukisan dan tulisan dengan warna-warni menor itu tampak sangat menarik. Saya memilih auto bertuliskan “Salman” untuk mengantar saya ke penginapan, yang letaknya tak jauh dari Mehrangarh Fort, tempat digelarnya festival sufi.