Seni menggabungkan potongan-potongan kain, quilting, sedang digemari. Di Wien Quilt Studio, mereka juga menemukan persahabatan
Suara tawa dan canda di sebuah rumah di kawasan Karawaci, Tangerang, itu sudah terdengar dari tempat mobil saya diparkir. Di depan pintu rumah terpajang inisial WQS, studio milik Wien Wardana. Dari kejauhan saya melihat seseorang membukakan pintu sambil tersenyum. ”Ayo masuk, sudah ditunggu.” Hari itu, Jumat sekitar pukul 1 siang, saya mengunjungi Wien Quilt Studio, tempat para wanita penggemar seni menggabungkan kain, quilting, berkumpul.
Saya memasuki sebuah ruang tamu yang diubah menjadi tempat menjahit. Di setiap sudutnya terpajang karya-karya quilt cantik dari pemilik studio tersebut.
Quilting adalah teknik penyempurnaan seni patchwork dan appliqué, yang menggabungkan potongan-potongan kain menurut pola, dan membentuk sebuah gambar dari potongan kain. Kemudian, disisipkan sejenis busa di antara lembaran kain tersebut. “Biasanya kalau ukurannya besar, bisa buat selimut atau bedcover. Ada juga yang buat wall-hanging,” jelas Wien ketika ditanya seputar karya-karyanya.
“Satu proyek diperlukan enam kali pertemuan. Jadi, dalam dua bulan kami sudah menyelesaikan satu proyek besar, yang diselingi fun project lain, yang bisa kami pamerkan,” ia menambahkan. Dari proyek-proyek tersebut, terkumpullah ‘para murid’ yang kini menjadi teman-teman sehobinya. Namanya juga kumpul-kumpul sesama teman, tak heran jika suasana kelas berisi 12 orang itu terasa santai namun tetap serius. “Nggak berisik, sih, cuma ketawa-tawa sambil ngunyah,” begitu jawaban kompak anggota lain ketika saya menanyakan bagaimana suasana ketika Wien sedang mengajar.
“Memang begini, selalu heboh”, celetuk Titi, yang mengaku sudah bergabung sejak tahun 2013 di WQS. Sambil menjahit, ada yang juga yang mengajari teman lainnya, atau membantu quilt temannya. Quilting memang seni yang mementingkan kebersamaan. Jadi, pantas saja jika siang itu salah satu anggota bernama Monik dengan cerianya tak henti minta diajari. Begitu hangat dan menyenangkan!
[Baca tentang bagaimana perhiasan mempererat pertemanan]
Foto: Hermawan
Pengarah visual: Siti H. Hanifiah