.jpg)
Sudah banyak riset menyebutkan, tidur cukup membuat kita jadi cerdas, bebas depresi dan obesitas.
Disebutkan pula, remaja yang kurang tidur cenderung salah mengambil keputusan dan nilainya jelek di sekolah atau di bangku kuliah. Kurang tidur yang berkepanjangan akan memicu depresi.
Riset terbaru yang lumayan rumit dibuat oleh Sara Mednick, dokter ahli jiwa dari University of California, Riverside, AS. Hasil risetnya menyimpulkan, tidur pada fase rapid eye movement (REM), yaitu fase tidur ketika mimpi terjadi, berkaitan dengan kreativitas seseorang yang berorientasi pada kata. Mimpi dapat meningkatkan ketangkasan seseorang dalam memilih dan menggunakan kata.
Kita tidak bisa merancang mimpi kita, dan berencana untuk bermimpi. Mimpi terjadi begitu saja, satu jam di awal kita tidur. Setelah fase itu, kita masuk ke dalam fase tidur nyenyak. Tidur nyenyak membantu kita untuk meningkatkan kemampuan mengingat, yang penting untuk membantu kita membayangkan, dan membuat perencanaan dengan lebih baik.
Ahli jiwa dari Harvard University, Daniel Schachter, menemukan bahwa di area otak yang menangani fungsi mengingat (hippocampus), menunjukkan adanya aktivitas ketika seseorang diminta untuk membayangkan kejadian masa depan. Mimpi adalah cara lain untuk mengombinasikan berbagai pengalaman masa lalu.
Jadi, kalau anak Anda setiap hari bercerita tentang mimpinya, jangan remehkan. Janga ada lagi tanggapan, “Ah, itu, kan, cuma mimpi….”