
3. Stamina harus (lebih) tinggi
Ini memang berhubungan langsung dengan poin 1 dan 2. Ingat, anak Anda, kan, bukan si baby saja. Ada kakak(-kakak)-nya yang tetap harus Anda perhatikan. Sisi plusnya, jika mereka sudah besar, mereka bisa membantu Anda mengurus si baby. Minusnya, bayangkan kalau si baby harus imunisasi, sementara si kakak harus dibantu untuk Ujian Nasional. Cihuy....
4. Anda harus berdandan lebih keras
Ini berlaku jika pencitraan penting bagi Anda, saat anak Anda mulai sekolah atau masuk taman bermain. Kemungkinan besar Anda akan jadi ibu 'paling senior', dan mungkin saja berusia beda tipis dengan nenek salah satu teman anak Anda. Anda harus ekstra usaha agar semua orang tua murid (termasuk para pengasuh) langsung tahu kalau Anda ibunya, bukan omanya yang awet muda.
[Cari tahu tentang masalah komunikasi ibu dan anak di sini]
5. Wajib bergaul mesti di frekuensi yang sama
Melanjutkan poin 4, bisa jadi para ibu di sekolah anak Anda sebaya keponakan Anda atau berusia 10 sampai belasan tahun di bawah Anda (contoh ekstrem, sih, bisa jadi ada yang bisa jadi anak Anda juga). 'Beda angkatan' kadang bisa membuat hubungan makin berjarak, tapi bisa juga membuat Anda 'lebih dipandang'. Tinggal bagaimana maunya Anda, deh....
6. Memahami era setiap anak
Untuk poin terakhir, Anda harus kompak dengan pasangan, karena berpengaruh dalam membesarkan si kecil ini. Si kecil pasti lahir di era berbeda dari kakak-kakaknya, sehingga ia pun harus diasuh dengan cara yang tak harus sama. Sudah basi mengatakan, "Waktu usia 6 bulan, sih, Kakak sudah bisa ini-itu" atau "Kakak lebih menurut" dan sebagainya.
Dan jika Anda siap untuk memiliki anak di era ini, berarti Anda harus (mau) tahu perkembangan era ini, demi anak Anda juga, kan....



