Manji (Takuya Kimura) adalah samurai yang membantai tuannya sendiri juga samurai jahat lain, termasuk suami adiknya. Adiknya, Machi (Hana Sugisaki), jadi lupa ingatan.
Ketika adiknya tewas dibunuh sekelompok ronin yang mengincar hadiah untuk kepala Manji, Manji mengamuk. Ia membantai ratusan ronin itu, meski matanya rusak dan tangannya putus.
Namun seorang biarawati yang mengaku berusia 800 tahun, Yaobikuni, muncul dan menghidupkan Manji kembali. Ia memasukkan cacing darah sakti ke dalam tubuh Manji, yang kini jadi abadi alias tak bisa mati.
Lima puluh tahun kemudian, Manji tinggal menyendiri. Ia didatangi Rin (Hana Sugisaki juga), yang dibisiki Yaobikuni untuk mencari Manji. Rin yang mengingatkan Manji pada Machi ingin menyewa Manji sebagai bodyguard dan membalas dendam atas kematian ayahnya.
Ayah Rin yang memiliki perguruan dibunuh oleh Anotsu Kagehisa (Sota Fukushi), pemimpin kelompok Itto-ryu, yang ingin menyatukan dan memimpin semua perguruan bela diri.
Perjalanan Rin dan Manji untuk menghabisi Anotsu tentu tak mudah. Apalagi Manji sempat bertemu dengan sesama samurai abadi, anggota Itti-ryu bernama Eiku Shizuma. Pedang Shizuma yang mengandung racun dari Tibet melemahkan kerja cacing dalam tubuh Manji, yang mungkin tak lagi abadi.
Manji yang semula ingin cepat mati kini malah memutuskan tak ingin mati demi Rin.
Namun ketika Anotsu yang diperdayakan oleh pemerintah terjebak oleh ratusan pasukan pemerintah, Rin dan Manji secara tak langsung membantu memperpanjang hidup Anotsu. Dan tindakan Anotsu ternyata demi membalaskan dendam kakeknya yang direndahkan oleh kakek Rin.
Film yang diangkat dari manga atau komik Jepang ini jadi film ke-100 sang sutradara, Takeshi Miike, yang terkenal dengan film-film "13 Assassins" dan "Ichi the Killer." Ia juga dikenal sebagai sutradara yang tak ragu mengangkat tema tabu seputar seks dan kekerasan.
Kali ini, adegan sadis ditampilkan Miike tanpa basa-basi. Darah muncrat dengan ringan, terutama di adegan pembuka yang epik. Di sepanjang film, saat Anotsu atau Manji membantai musuh mereka, adegan sadis tak terhindarkan.
Namun menurut saya, berhubung cerita ini diangkat dari manga, adegan sadisnya justru terlihat wajar dengan segala kelebayannya. Dan Takuya Kimura (Anda harus tonton dia dalam "Hero") tetap keren meski carut-marut penuh luka, he he.
Foto: Warner Bros. Pictures