
Di acara reuni kita bisa kembali muda, memperat pertemanan, menjalin hubungan bisnis, dan kalau beruntung, memperbarui status asmara.
Menurut Bert N. Uchino, psikolog dari Brigham Young University, seseorang yang dikeliling teman dan sering berkumpul bersama memiliki kesempatan hidup lebih lama. Angkanya sekitar 50% lebih panjang daripada mereka yang tidak suka berkumpul atau memiliki kehidupan sosial, sebab memiliki kesehatan mental jauh lebih baik sehingga memengaruhi imun tubuh.
Ajang temu kangen
Reuni sebagai ajang temu kangen dan menjalin kembali tali silaturahmi, tentu kita sudah tahu. Tapi ternyata banyak manfaat lain dari reuni, baik reuni SD, SMP, SMA, kampus, bahkan reuni karang taruna; antara lain sebagai pengubah status di KTP. Seorang teman saya akhirnya berhasil melepas status jomblo setelah menghadiri reuni SMA. Teman saya yang lain juga melepas status dudanya setelah bertemu lagi dengan kawan SMP-nya di acara reuni akbar kampusnya.
Bonus panah asmara tentu menjadi pemanis tersendiri acara memorabilia tersebut. Tetapi, banyak juga orang yang datang ke reuni murni sekadar untuk menyapa teman bolos di SMA atau teman nongkrong di kantin. Saya sendiri lebih suka menghadiri reuni-reuni kecil, misalnya dengan teman-teman pengasuh majalah dinding di masa SMA. Apa pun alasannya, setiap orang senang mengenang masa lalu dalam momen yang manis dan penuh kebersamaan.
Rekonfirmasi pertemanan
Beberapa sahabat terdekat saya sekarang adalah sahabat sejak masa sekolah. Mungkin begitu pula dengan Anda, teman terlama dan terdekat berasal dari masa kuliah atau sekolah. Menurut psikolog Roslina Verauli, salah satu sumber kepuasan manusia adalah hubungan pertemanan, dan hubungan pertemanan yang relatif mendalam biasanya dengan teman-teman masa sekolah. Sebab, masa sekolah adalah waktu yang cukup panjang untuk menjalin kebersamaan dan membangun beragam momen tumbuh bersama.
Namun, siklus kehidupan membuat kita harus mengejar masa depan, karier, kehidupan berkeluarga, dan lain-lain. Para sahabat yang dulu bagaikan saudara sedarah dan seperguruan perlahan merenggang, karena fokus hidup kita berubah. Namun, tanpa disadari, semakin tua umur kita, sumber kesejahteraan dan fokus utama kita pun berubah lagi. Pertemanan kembali menjadi salah satu elemen kebutuhan hidup yang penting. “Teman-teman sejak saya berusia 16 tahun adalah pelipur lara saya,” begitu kata Loemongga Haoemasan saat saya berbincang dengannya beberapa waktu.
Reuni memberikan iklim pertemanan yang kita butuhkan. Reuni juga ajang untuk mengkonfirmasi kembali hubungan pertemanan: “Yes, you are my friend!” Seperti kata Loemongga, konfirmasi pertemanan dalam reuni memberikan kesejahteraan emosi yang membuat kita bahagia. Bertemu lagi dengan kawan-kawan lama yang dulu menorehkan kenangan masa remaja yang konyol, sedih, dan bahagia membuat kita merasakan kembali kebersamaan itu. Dan, bila tali silaturhami yang manis itu kembali terjalin, kita akan mendapat tambahan penguatan emosi seperti yang dialami Loemongga. Apalagi, menurut Roslina, bagi wanita usia 40-an, pertemanan menjadi salah satu kebutuhan emosi terbesar.
Nah, di balik undangan reuni bertubi-tubi yang mungkin beberapa tidak Anda hiraukan, siapa tahu ada kabar baik dari partner in crime Anda di masa sekolah dulu yang bisa membuat hidup Anda lebih ceria. Dan siapa tahu bisa dilanjutkan dengan acara ngopi rutin pasca reuni.