
Hilir mudik para peserta Bali Spirit 2018 ada di depan mata saya, ingin mengikuti berbagai macam kelas yang sedang berlangsung.
Yang menarik dari pandangan mata saya ada kelas Clarity Breathwork oleh Dana-Dharma Devi dan Ashanna Solaris, asal Amerika Serikat. Keduanya bersama tim mengajarkan tekhnik pernapasan yang efeknya begitu beragam di diri setiap orang.
Kemudian ada kelas Rick Smith yang mengajarkan tentang Accessing Inner Authority and Deep Presence. Kelasnya itu sendiri dimulai dengan berkenalan dengan satu sama lain anggota yang terlibat dalam kelas tersebut. Anda pun berinteraksi dengan orang asing dengan latar belakang serta fisik berbeda-beda.
Usai rehat sejenak, saya melanjutka mengikuti Latonya Style, Spirit of Dance Hall, Ska and Reggae Foundation. Pada dasarnya ini adalah tarian ska dan reggae yang dimodifikasi dengan teknik pernapasan lain serta pilihan lagu yang sesuai beat yang diinginkan. Kelas berlangsung meriah, meski keringat bercucuran.
Begitulah gambaran hari-hari yang Anda lalui di Bali Spirit Festival setiap tahunnya. Mengikuti beragam kelas dari beragam instruktur yang hadir ke Pulau Dewata dari segala penjuru dunia. Memiliki tujuan yang sama, menemukan ketenangan di Ubud, yang bagi saya adalah kota paling tenang dan santai yang pernah saya kunjungi.
Identitas Ubud yang menenangkan begitu terasa, disatukan di dalam sebuah area penuh energi positif yang terpancar dari setiap orang yang lalu lalang di Yayasan Bali Purnati. Memang tepat, mengikuti Bali Spirit Festival, untuk bersuka cita namun tetap merasakan ketenangan!
Foto: Nabila Kariza