TENGAH HARI YANG PANAS, AKU MENAMPUNG WAJAHKU
ke dalam kadua tanganku, aku menahan nafas, ingin menenggelamkan seluruh pikiran yang berkejaran di dalam kepala. tengkukku pegal dan butir-butir keringat meluncur. kalau keringatku jagung aku bisa menjadi mesin popcorn di pinggir jalan, meledak ledakkan butir-butir keringat rasa mentega, karamel keju, coklat, kacang badam. kau tinggal pilih mana yang lebih menjijikkan, dan aku akan mendongak untuk menjawab pertanyaan pertanyaanmu, hanya untuk kemudian menemukan bulu bulu mataku rontok di kedua telapak tanganku.
AKU INGIN PERGI JAUH
ke sebuah negeri di mana tak ada yang pernah mendengar namaku
dari sana akan kukirim berhelai helai kisah
dipintal dengan penuh kasih
di bawah mentari yang asing
bagimu
dan di mana kau berada
kita menjadi begitu akrab
justru karena aku
hanya
kabar
KAMU TAHU KAMU WELL-DRESSED KALAU SAAT KAMU LEWAT
counter parfum mbak dan masnya menyodorkan kertas kertas putih persegi panjang yang sudah disemprot wangi sambil tersenyum manis mencobai kamu supaya kamu merasa seolah olah kamu ratu dan mereka hamba hamba yang berlomba lomba mempersembahkan rupa rupa wewangian berharga dari segala penjuru dunia.
kalau itu terjadi pada dirimu abadikanlah momen itu dan kirimlah ke rumah supaya ayah ibumu tahu kamu sudah jadi orang.
sudah jadi orang
terdengar begitu megah
bukan?
padahal di dalam tasmu kamu menyimpan telepon yang pintar mencatat hutang, voucher voucher diskon kadaluwarsa, formulir pendaftaran sekolah, formulir pembelian buku, formulir seragam anakmu yang belum bisa kauisi, belum pula tagihan kartu kredit yang sudah lewat tanggal jatuh tempo dan angkanya membuatmu merasa ingin berlutut berdoa memohon uang jatuh dari langit supaya kertas itu bisa kautebus bukan seperti dosa-dosa yang malah kamu
isi
ulang
.
.
.