Pernahkah Anda mengalami hal mirip berikut ini; memerlukan cuti seminggu, dan dari jauh-jauh hari Anda sudah menabung pekerjaan. Beberapa proyek yang masih tanggung sudah dibagi dengan bawahan, dengan maksud didelegasikan padanya saat cuti nanti. Surat permohonan cuti pun sudah diajukan sebulan di muka sesuai prosedur. Tapi kenapa atasan Anda, bos besar dalam perusahaan, mengatakan “TIDAK”?
Berbagai alasan dikemukakannya, dan setelah Anda meruntuhkan argumentasinya satu demi satu, ia tetap mengatakan “TIDAK”. Ada apa sebenarnya? Rasanya tidak pantas perlakuan seperti itu ditimpakan pada posisi Anda sebagai manajer, yang bertanggungjawab langsung kepadanya selaku CEO. Atau jangan-jangan, ia jenis bos yang menganut falsafah, “Kalau bisa dibuat susah, mengapa harus dibuat mudah?”
Berbagai alasan dikemukakannya, dan setelah Anda meruntuhkan argumentasinya satu demi satu, ia tetap mengatakan “TIDAK”. Ada apa sebenarnya? Rasanya tidak pantas perlakuan seperti itu ditimpakan pada posisi Anda sebagai manajer, yang bertanggungjawab langsung kepadanya selaku CEO. Atau jangan-jangan, ia jenis bos yang menganut falsafah, “Kalau bisa dibuat susah, mengapa harus dibuat mudah?”