Bersikap rasional
Anda bisa mencoba respon berikut lain kali, ketika diserang lagi oleh bos yang sulit. Pertama-tama, tanyakan padanya apa sebenarnya yang membuatnya kesal. Tunjukkan bahwa Anda lebih suka berkomunikasi ketimbang berdebat. Bilamana mungkin, sampaikan dugaan Anda tentang apa yang dirasakannya saat itu. “Tampaknya Anda sedang kesal saat ini, dan saya ikut prihatin.” Ucapan ini menunjukkan keinginan untuk memahami frustrasi yang dialaminya tanpa menyalahkan atau bersikap defensif.
Mungkin saja setelah ditanya baik-baik pun, amarahnya tetap menyembur. Dengarkan saja. Lalu sepakati bahwa keluhannya itu mengandung kebenaran juga. Anda menolak masuk perangkapnya dengan mencari satu fakta kecil yang benar tentang kritiknya. Tanyakan padanya, “Bisa tahu,dalam hal apa saya gagal?” Kalau dia berkeras mengatakan, “Pokoknya Anda gagal,” setujui sambil menyebutkan satu contoh yang ringan (kalau memang akurat), tapi minta dia agar tidak menggeneralisasi bahwa Anda sepenuhnya gagal.
Ingat juga, kita bisa lebih mudah dan taktis membela diri bila emosi sudah menurun. Misalnya bos berkata, “Lagi-lagi kamu gagal.” Anda bisa membela diri tanpa menggunakan nada suara defensif. Misalnya mengatakan, “Memang saya melakukan suatu kekeliruan, dan saya hargai umpan balik yang konstruktif agar saya tidak mengulangi kekeliruan yang sama.” Bela diri dengan menyebutkan kesalahan yang spesifik itu, tapi jangan mau dianggap sebagai orang yang selalu gagal.
Tekan keinginan untuk bertengkar dan mencari kemenangan. Mendengarkan dan mengajukan pertanyaan menuntun pihak lawan untuk sampai ke kesimpulan yang lebih baik.
Mungkin saja setelah ditanya baik-baik pun, amarahnya tetap menyembur. Dengarkan saja. Lalu sepakati bahwa keluhannya itu mengandung kebenaran juga. Anda menolak masuk perangkapnya dengan mencari satu fakta kecil yang benar tentang kritiknya. Tanyakan padanya, “Bisa tahu,dalam hal apa saya gagal?” Kalau dia berkeras mengatakan, “Pokoknya Anda gagal,” setujui sambil menyebutkan satu contoh yang ringan (kalau memang akurat), tapi minta dia agar tidak menggeneralisasi bahwa Anda sepenuhnya gagal.
Ingat juga, kita bisa lebih mudah dan taktis membela diri bila emosi sudah menurun. Misalnya bos berkata, “Lagi-lagi kamu gagal.” Anda bisa membela diri tanpa menggunakan nada suara defensif. Misalnya mengatakan, “Memang saya melakukan suatu kekeliruan, dan saya hargai umpan balik yang konstruktif agar saya tidak mengulangi kekeliruan yang sama.” Bela diri dengan menyebutkan kesalahan yang spesifik itu, tapi jangan mau dianggap sebagai orang yang selalu gagal.
Tekan keinginan untuk bertengkar dan mencari kemenangan. Mendengarkan dan mengajukan pertanyaan menuntun pihak lawan untuk sampai ke kesimpulan yang lebih baik.