Tak ada kata terlambat untuk menjadi seorang social entrepreneur. Meskipun telah menjalani bisnis yang bersifat kapitalis, masih terbuka luas kesempatan untuk beralih ke bentuk social enterprise. Mulailah dari apa yang ada pada diri kita dan apa yang bisa kita lakukan untuk sesama.
Selanjutnya, pilihlah bidang usaha yang sesuai minat dan bakat kita, supaya senang menjalankannya. Seperti yang diungkapkan Rhenald, tak ada studi yang membuktikan bahwa gender berperan penting dalam membangun bisnis ini. Namun, karakter wanita yang lebih sabar, telaten, mengayomi, dan berempati tinggi menjadi nilai plus untuk menjalankan usaha berbasis sosial.
Saran Rhenald Kasali:
1. Menjadi social entrepreneur harus menjadi manusia multi-dimensi, karena harus mampu memikirkan dimensi sosial dan bisnis sekaligus.
2. Bisnisnya harus menjadi sumber mata air yang tak pernah berhenti mengalir dan menghidupi ‘ekosistem’ di sekelilingnya.
3. Kegiatan sosial tak boleh menimbulkan ketergantungan orang lain. Sebaiknya masyarakat diberdayakan agar bisa mandiri.
4. Lakukan sesuatu mulai dari lingkungan di sekitar Anda. Setelah berhasil, bisa dijadikan role model untuk diterapkan di tempat lain.
5. Tak perlu memaksa diri untuk mencapai target tinggi dalam waktu singkat. Mulailah dari hal-hal kecil. Biarpun kecil, lama-lama bisa membuat perubahan pada masyarakat.