Puas menyaksikan proses pembuatan anggur dan mendengarkan penjelasan Lilian, kami pun kembali ke restoran. Di sini telah menanti ragam wine produk Chandon. Yup! Kami akan melakukan wine tasting. Di meja sudah tersaji wine di dalam gelas-gelas yang siap dicicipi satu per satu.
Dibimbing Lilian, saya memulai dengan meneguk Yarra Valley Chardonnay, tercium aroma citrus dan stone fruit. Menurut Lilian, fermentasi dan pemasakan (maturation) memberikan lapisan pada chardonnay. Sementara itu, Myra lebih memilih jenis red wine, Heathcote Shiraz. Menurutnya, rasa blackberry dan plum memperkaya shiraz buatan Chandon. Tentu saja Margaret juga ikut bergabung bersama kami.
Oh ya, pada kesempatan ini saya juga mencoba Pinot Noir Rose. Rasanya lebih manis, merupakan gabungan dari jus red berry, cherry, dan aroma spicy dengan tekstur yang lembut. Sementara jenis lain yang sempat juga kami cicipi adalah Sauvignon Blanc dan Yarra Valley Pinot Noir. Yang lebih menarik lagi, kami juga belajar (meski sebentar) soal padu padan wine dengan hidangannya yang cocok.
Selama wine tasting ini saya merasa pipi saya makin menghangat dan suhu tubuh juga rasanya naik. Rasa hangat menjalar dalam tubuh saya membuat perasaan nyaman dan tenang. Di samping rasa nyaman, ada irama lain terdengar dari dalam tubuh ini. Perlahan tapi pasti irama itu makin terdengar. Rupanya, itu pertandasaya butuh hidangan yang lebih berat dari sekadar buah olive dan seiris goat’s cheese yang menjadi teman santap wine testing. Bukankah memang sudah waktunya santap siang?
(bersambung)