'Asisten' digital
Di era teknologi digital sekarang ini, personal digital assistant (PDA) bisa menggantikan semua jenis model catatan zaman baheula. Bon bekas, kertas sisa agenda atau kalender... bye-bye semua!
Di saat PDA sedang jadi barang baru yang dibangga-banggakan, saya sempat punya 2 buah! Latah? Nggak juga. Saya mendapat hadiah. Yang satu hadiah poin belanja dari bank tempat saya menjadi nasabah, yang satu lagi dari kakak saya yang merasa gaptek (gagap teknologi) dengan gadget elektronik. Tapi, ternyata PDA bukan 'alat bantu lupa' yang bisa saya andalkan, karena saya... sering lupa membawanya. Kalaupun terbawa ke kantor, saya lupa mengeluarkannya dari tas. Kalau toh saya keluarkan, seharian lupa saya tengok isinya!
Jadwal rapat, pertemuan dengan klien, maupun arisan, atau janji ngopi bersama teman-teman sempat kacau balau dalam kurun saya mencoba ber-PDA-ria. Kapok dimarahi kiri-kanan, saya balik memakai cara lama: post it, agenda bekas, bahkan kertas apa sajalah... sampai saya menemukan digital asisten jenis lain. Bukan PDA model terbaru, tapi fitur reminder yang ada dalam ponsel.
Mengapa reminder di ponsel jadi OK, sedangkan PDA tidak? Sederhana saja, karena saya sangat sering menggunakan benda tersebut, jadi tak ada cerita tertinggal di rumah, tidak dikeluarkan dari dalam tas, atau tergeletak di atas meja kerja tanpa dipedulikan! Bahkan, untuk mengatasi lupa, pesan-pesan penting saya minta di-sms ke HP, sehingga pagi hari semua yang harus dibawa ke kantor bisa saya siapkan. Anak-anak pun tak mau ketinggalan. Maka bukan hal aneh kalau selepas subuh saya cek daftar sms yang masuk ada pesan sebagai berikut: 'Ma, jangan lupa transfer uang buat bayar les Prancis’ dan 'Ma... aku mau sarapan bubur ayam, dong... Thx, Ma!”
Nah, bagaimana cara Anda menyiasati lupa?