Ada empat strategi untuk mengakhiri emotional blackmail (namun strategi ini tidak bisa
diterapkan pada pelaku yang cenderung ringan tangan):
Komunikasi yang tidak defensif
Bila si pelaku (suami) melancarkan serangan, sebaiknya Anda tidak merespons dengan
amarah atau berusaha menjelaskan alasan untuk menolak kehendaknya. Sebaliknya, responslah
pelaku dengan kalimat-kalimat yang tidak defensif, seperti, “Saya prihatin karena kamu marah”,
“Saya mengerti perasaanmu”, “Mari kita bicara saat kamu lebih tenang.”
Dalam suasana tenang, barulah utarakan pendapat Anda terhadap desakannya.
Antisipasi reaksinya terhadap pernyataan Anda dengan tenang, dan pertahankan pendapat Anda.
Jika dia marah, katakan, “Saya tahu kamu marah, tapi pikirkanlah dulu. Mungkin nanti
pikiranmu berubah,” atau “Ancamanmu tidak akan berhasil kali ini,” atau “Saya maklum kamu marah,
tapi keputusan saya sudah bulat.”
Jadikan 'si pemeras' sebagai teman diskusi
Pernahkah Anda bayangkan reaksi suami bila Anda meminta tolong atau saran darinya untuk
memecahkan masalah Anda berdua? Misalnya kasus Andari (nama samaran). Selama bertahun-tahun,
suaminya mengontrol aktivitas Andari, termasuk bila Andari ingin mengunjungi orang tuanya
di kota lain. Awalnya Andari marah, namun lama-lama dia mulai pasrah. Dalam situasi ini ia
sebenarnya bisa merespons, “Tolong jelaskan pada saya mengapa kamu keberatan bila saya ingin
mengunjungi orang tua?” Atau “Adakah cara lain bagi kita untuk mengatasi masalah ini?”
Andari juga bisa mengatakan, “Saya harus pergi mengunjungi orang tua. Ini penting bagi saya. S
aya tahu kamu keberatan, tapi adakah jalan tengah agar kamu merasa lebih nyaman tentang hal ini?”
Barter
Jika Anda ingin si Pemeras mengubah sikapnya dan pada saat yang sama Anda juga perlu berubah,
‘barter’ adalah jalan keluar yang tepat. Barter berarti membagi beban untuk berubah. Pasalnya,
perubahan bukan hal mudah. Pada contoh di atas, Andari bisa memberikan penawaran, “Bila kamu
mengizinkan saya menengok orang tua, saya akan mengurangi kebiasaan belanja yang tidak perlu.”
Gunakan Humor
Bila hubungan Anda dengan suami pada dasarnya cukup baik, gunakan sedikit humor saat menyatakan
pendapat Anda. Mengingat-ingat kejadian masa lalu yang lucu juga bisa membuat hubungan yang mulai
garing kembali menyala.