Perlu ditangani segera
Data dari Daily Adjusted Life Year (DALY) menyebutkan gangguan kepribadian ini termasuk dalam penyakit yang bakal menjadi beban tinggi bagi pemerintah –dalam hal biaya pengobatan dan perawatan— jika tidak ditangani secara serius. Proyeksi tahun 2020 beban akibat penyakit ini menduduki peringkat ke-2 setelah penyakit kardiovaskular. Artinya, memang diperlukan upaya yang lebih maksimal agar kita mampu mengenali gangguan ini sejak awal dan menanganinya dengan tepat. Karena pada dasarnya para pengidap GB masih bisa sembuh total dan bisa kembali hidup ‘normal’. Bahkan banyak pula yang berhasil meraih sukses di kariernya.
Meskipun tampilan GB bisa muncul dalam berbagai bentuk, namun ada beberapa ciri yang bisa dikenali dengan mudah. Walaupun nantinya perlu dikonsultasikan kepada psikiater untuk diteliti lebih lanjut. Penanganan untuk GB juga harus dilakukan terpadu, mulai dari aspek medis, psikologis, hingga sosial. Untuk penanganan awal, mereka akan diberikan pengobatan pengendali mood, terapi modifikasi perilaku, latihan mengelola stres yang efektif termasuk terapi mengatasi kecanduan obat terlarang atau alkohol.
Selain memberikan terapi kepada pasien, dr. Suryo menambahkan peran keluarga juga sangat penting dalam membantu kesembuhan pengidap GB. Apalagi jumlah psikiater dan rumah sakit khusus yang menangani masalah kejiwaan di Indonesia relatif sedikit. “Untuk itu keluarga perlu diberdayakan dengan memberikan psikoedukasi, pelatihan penanganan krisis, dan resolusi konflik. Dengan begitu mereka dapat mendampingi dan ikut mengawasi selama proses penyembuhan," sarannya.
Shinta Kusuma