
Dua kali lebih sering pada usila
TOT berkaitan dengan psikolinguistik, yaitu gangguan sementara dalam proses pengambilan kata leksikal. Penelitian lain menyebut TOT sebagai sebuah gejala adanya kekacauan dalam proses pengambilan memori. Nah! Anda sudah mulai pikun? Tentu saja tidak.
Penyebabnya? “Sulit ditemukan,” kata Garry Small M.D, psikiater dan pengajar bidang Penuaan di UCLA Semel Institute. Ia mengatakan bahwa ketika otak kita menua, komunikasi antar neuron tidak seefektif ketika kita muda. Proses pengambilan memori menjadi kurang efisien. Penelitian berikutnya menyatakan bahwa orang pada usia 18 – 22 tahun mengalami TOT maksimal dua kali seminggu, sementara pada usia 65 – 75 tahun mengalami dua kali lebih sering. Frekuensi TOT ini akan meningkat pada usila, pada seseorang yang kurang tidur, mengalami kecemasan, pecandu alkohol, dan apa saja yang bisa memengaruhi kesehatan fisik dan kognitif.
Fenomena TOT sangat unik, karena adanya perasaan ‘sangat ingat.’ Kalau kita tetap berusaha mengingat kata yang ‘hilang’ itu, kita akan bisa mengingatnya kembali. Karena ketika kita mengingat sesuatu, otak kita memanggilnya dari jaringan memori, yaitu hipokampus dan bagian otak lainnya untuk bekerja sama memperoleh akses memori yang sudah dikodekan.
“Ingatan jangka panjang lebih solid daripada ingatan jangka pendek. Berbagai peristiwa zaman sekolah dulu lebih mudah diingat daripada peristiwa makan malam dua hari lalu. Kalau kita tidak sering ‘memanggil’ sesuatu dalam kotak memori kita, akan lebih sulit untuk mengingat. Itu sebabnya penting bagi kita untuk mengingat-ingat,” kata Small.