Danau dan air terjun
Namanya juga tur hemat, kami harus pasrah menerima jadwal keberangkatan atau ketibaan pesawat pada malam hari. Jam terbang yang kerap berubah juga membuat kami harus sigap mengubah jadwal perjalanan. Singkat cerita, kami tiba di Chengdu sekitar tengah malam.
Esoknya, setelah mata bisa melihat dengan jelas, bayangan tentang Cina sebagai negara komunis, langsung sirna. Chengdu ternyata sebuah kota modern sekalipun tidak terlalu mewah. Di pusat perbelanjaan yang terhampar luas berupa pedestrian streets, berseliweran nona-nona keren berjaket kulit dan bersepatu bot tumit tinggi. Pasangan-pasangan muda berjalan-jalan santai membawa satu atau dua anak.
Soal anak, saya mendapat info bahwa hanya anak pertama yang biaya sekolahnya ditanggung pemerintah. Namun dengan meningkatnya ekonomi, rupanya para pasangan di Cina tidak segan-segan menambah jumlah anak dengan risiko sendiri. Begitupun, selama beberapa hari berada di Chengdu, saya hanya melihat dua wanita hamil!
Kami menginap di sebuah apartemen, yang setiap unitnya berkamar dua. Unit itu dilengkapi dengan segala alat keperluan rumah tangga, dari ketel listrik sampai mesin cuci dan lampu halogen di kamar mandi (agar tidak terlalu dingin). Harga sewanya sangat murah.Letaknya strategis, dikelilingi pusa perbelanjaan dan kios makanan.
Hanya butuh 10 menit jalan kaki menuju ke pusat perbelanjaan. Di situ berdiri depstore Jepang Ito Yokado, Isetan, Parkson, yang kesemuanya memiliki supermarket dan foodcourt. Bila di kiri kanan jalan berderet toko-toko, maka di tengah ada aneka gerai, antara lain gerai foto pengantin yang menawarkan jasa rias pengantin dan foto.