Selanjutnya saya tak sabar ingin segera turun dari bus untuk menikmati pemandangan Long Lake, danau terbesar dan terpanjang di sini. Begitu bus berhenti, beberapa wanita asli Tibet gigih menawarkan busana Tibet untuk kami sewa, guna berfoto dengan latar belakang danau yang jernih dan sangat luas itu. Kasihan mereka, tampaknya hari ini sepi peminat. Juru foto keliling pun kelihatan menganggur. Sayangnya, Zi Li –dengan bendera kuningnya-- tak membiarkan kami berlma-lama di situ. Dengan sigap ia membawa rombongannya naik bus kembali, dan turun di perhentian selanjutnya.
Begitu banyak danau yang kami kunjungi hari itu, sehingga rasanya satu dan lainnya saling bersaing perhatian. Yang sampai sekarang masih terbayang di mata adalah Danau Lima Warna. Tanpa mengetahui apa yang akan saya lihat – lagi-lagi karena kesulitan komunikasi – saya pasrah saja diajak turun melalui anak-anak tangga yang rendah. Bahkan di titik-titik ‘berbahaya’ saya tak malu-malu turun dengan gaya ‘ngesot’: tangan berpegangan pada railing dan pantat hampir menyentuh anak tangga.. Jantung berdebar kencang dan napas memburu. Pantas beberapa orang memakai tabung oksigen!
Namun upahnya sungguh sepadan. Danau itu kecil saja, kedalamannya tak sampai 7 meter, dan luasnya hanya sekitar 5.600 meter persegi. Di hari-hari tertentu, ia memantulkan warna-warna ‘ajaib’ seperti merah, oranye, kuning, hijau, cyan, biru, dan ungu. Namun pada hari itu kami cukup berpuas diri dengan menatap segala nuansa biru di airnya yang tenang: biru, biru-kehijauan, biru toska, biru turqouis, ungu…
Terus terang memori itu terus melekat dengan tajam, bukan hanya karena mata yang puas dibuai keindahan, tapi juga karena kaki yang lelah. Begitu pula saya mengenang Panda Lake dan danau-danau sekitarnya, yang kami datangi dengan berjalan kaki di atas boardwalk sepanjang entah berapa kilometer. Danau Panda ini warna airnya tidak terlalu beragam, tapi benar-benar tembus pandang sampai ke dasar saking jernihnya. Di dalamnya kami melihat ‘taman’ berupa rerumputan, lumut, balok-balok kayu yang tenggelam, dan ajaibnya … dari situ muncul tanaman-tanaman lain yang menyeruak ke atas permukaan air.