Kunjungan Presiden Bush ke India beberapa waktu lalu, salah satu agendanya adalah membahas lebih tuntas rencana kerja sama penggunaan tenaga nuklir sipil. “Ini semata untuk kepentingan ekonomi yang pada akhirnya akan menguntungkan konsumen Amerika juga. Kalau India tidak kita bantu untuk membangun pembangkit tenaga listrik nuklir, maka produk impor dari India menjadi mahal,” kilahnya.
Agaknya Presiden ini lupa bahwa India belum menandatangani perjanjian PBB tentang Anti Perluasan Nuklir, dan pada tahun 1998 India berhasil meledakkan bom nuklirnya yang pertama. Padahal, siapa pun pasti melihat betapa tipis batas antara penggunaan tenaga nuklir untuk kepentingan sipil dan militer.
Dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, India telah memiliki 15 pembangkit listrik dengan tenaga nuklir, 8 sedang dalam pembangunan, dan 24 lagi sedang dipertimbangkan. Korea Selatan memiliki 20 dan segera akan membangun 8 pembangkit nuklir lagi. Bagaimana dengan Cina? Mereka sudah punya 9, 2 sedang dibangun dan rencana ambisius di tahun 2020 jumlah pembangkit listrik ini harus sudah 5 kali lebih banyak dari sekarang. Sementara Jepang memiliki 55 buah yang tengah beroperasi, sedang membangun sebuah gedung lagi, dan 12 dalam perencanaan. Mungkin ingatan pada bom Hiroshima di negeri itu telah tergeser oleh kepentingan ekonomi.
Angka–angka tersebut hanyalah untuk pembangkit tenaga nuklir sipil. Angka penggunaan nuklir untuk kepentingan militer tentu saja menjadi rahasia negara masing-masing. Sebagai catatan, baik Korea Selatan maupun Cina juga belum menandatangani perjanjian PBB Anti Perluasan Nuklir.
Sementara di Ukraina, pemerintah masih sibuk menanggulangi para korban. Mereka yang diungsikan dari Chernobyl sebagian besar gagal di pemukiman baru. Banyak juga yang kembali ke desa karena putus asa. Santunan untuk mereka yang sakit menjadi beban negara yang berkepanjangan, sementara angka kelahiran di negeri itu turun drastis. Di sisi lain, bantuan internasional pun makin menipis.
Hanya tinggal para pahlawan lingkungan yang tetap bersemangat melawan penggunaan nuklir. Seorang aktivis lingkungan, pendeta Fung Chiwood di Hong Kong mengatakan, “Solusi untuk menanggulangi masalah energi adalah dengan konservasi. Kita harus segera mengurangi penggunaan energi atau menggunakannya dengan lebih bertanggung jawab. Jika kita tidak bisa menghasilkannya, kita harus mengurangi penggunaannya.” Anda setuju?
Widarti Gunawan