Menurut teori psikologi perkembangan Erik Erikson, ketika seseorang memasuki masa tua (late
adulthood) biasanya ditandai dengan stres baru, yaitu kehilangan kebermaknaan diri.
Pertama,
hilangnya rutinitas kerja karena pensiun atau memang tak mampu bekerja lagi karena
keterbatasan fisik dan mental.
Kedua, hilangnya peran sebagai orang tua karena anak-anak
sudah beranjak dewasa dan punya tanggung jawab membangun keluarganya sendiri.
Pada masa inilah biasanya orang akan mengalami sindroma empty nest (kehampaan), muncul
perasaan diabaikan dan tak berguna. Apalagi jika pasangannya telah berpulang lebih dahulu.
Di dalam sebuah buku pedoman gangguan kesehatan mental, kematian pasangan termasuk sumber
stres nomor 1. Ditambah lagi dengan kenyataan hilangnya para sahabat yang pergi satu per
satu sehingga ia merasa sangat kesepian (loneliness). Bila stres berkepanjangan, menurut
para peneliti di Edinburg University, akan memicu terjadinya depresi dan penyakit alzheimer
(kepikunan). Di sinilah peran kita dibutuhkan, membantu agar mereka menemukan ‘dunia baru’
agar bisa melepaskan rasa stresnya.