Alkohol
Sebagian besar metode diet melarang Anda minum beralkohol, karena alkohol hanya mengandung kalori dan dengan cepat dicerna dalam lambung, lalu segera masuk aliran darah. Beberapa waktu kemudian Anda merasa lapar lagi, atau ingin minum alkohol lagi. Begitu seterusnya sehingga Anda pun 'kecanduan'.
Red wine disebut-sebut baik bagi kesehatan jantung, tapi cukup segelas saja per hari. Lebih dari 2 gelas justru meningkatkan risiko penyakit jantung. Bir memiliki IG (Indeks Glikemik) tinggi karena mengandung maltose (sejenis gula ber-IG tinggi). Demikian juga wine yang diberi pemanis buatan. Bila belum bisa meninggalkan minuman beralkohol sepenuhnya, cobalah bertahap dengan mengurangi porsinya. Terus kurangi sampai Anda benar-benar bisa berhenti.
Bagaimana dengan alkohol yang dimasukkan ke dalam makanan? Jawabannya: sebaiknya jangan lakukan. Tapi jika pun digunakan, tidak masalah, karena saat dimasak, alkohol akan menguap, yang tersisa tinggal flavor-nya. Sebagai pengganti alkohol, Anda bisa menggunakan (sedikit saja) orange flower water yang biasa dijual di toko-toko makanan sehat.
AW