Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu dilakukan:
1. Tentukan pilihan karier kedua yang Anda inginkan dan kalkulasikan semua biaya yang dibutuhkan. Jika ingin memulai bisnis, perhitungkan biaya pendirian izin usaha, sewa kantor, promosi, perlengkapan operasional, dan sebagainya.
2. Mencari sumber dana yang tepat: untuk memulai usaha, Anda bisa mengajukan pinjaman pada bank atau melakukan investasi (jika rencana pensiun masih lama). Bisa juga menggandeng investor atau partner bisnis yang punya misi sama.
3. Tentukan asumsi yang dipakai dalam merencanakan keuangan, seperti tingkat inflasi rata-rata, bunga, dan hasil investasi yang diinginkan secara rata-rata, atau risiko yang dapat Anda tanggung.
4. Siapkan dana untuk kebutuhan hidup setahun. Sebelum memulai karier kedua, aturlah kas keuangan Anda minimal setahun ke depan atau setidaknya 6 bulan gaji Anda saat ini untuk memenuhi segala kebutuhan hidup, termasuk biaya pendidikan anak, asuransi kesehatan, cicilan rumah, mobil, dan lain-lain. Ubahlah gaya hidup Anda dan pangkas pengeluaran yang tak perlu untuk dijadikan tabungan. Intinya, lindungi keluarga dan aset pribadi Anda sebelum memulai usaha atau bidang baru, apalagi jika Anda adalah breadwinner dalam keluarga.
5. Benahi utang Anda. Usahakan melunasi utang-utang Anda di bank sebelum memutuskan pensiun (dini), agar tidak membebani cash flow dan meningkatkan kredibilitas Anda jika ingin mengajukan pinjaman usaha ke bank.
Shinta Kusuma