Zainoel B. Biran, Psikolog Sosial UI
Pria Mencari Variasi
Poligami berkaitan erat dengan konsep cinta, seks, dan perkawinan. Ada pria yang menganggap cinta dan seks hanya untuk satu orang. Ada yang mengatakan cinta untuk satu orang, tapi seks bisa dengan banyak orang. Ada pula yang berpikir, cinta dan seks bisa dibagi ke banyak orang. Konsep perkawinan juga berbeda. Ada yang menganggap perkawinan hanya ‘sarana’ reproduksi, maka beristri banyak sah saja. Nilai yang mereka anut tergantung pada banyak hal, antara lain sosialisasi sejak kecil, pendidikan agama, lingkungan, dan hasil perenungan pribadi.
Sebuah penelitian menemukan, pria cenderung mencari variasi, meskipun hanya untuk jangka pendek. Bisa dikata, naluri hewaninya bekerja --karena perilaku ini mirip dengan pola hewan. Simpanse jantan misalnya, akan bosan dengan satu betina bila sudah lama bersama. Dia akan bersemangat lagi jika melihat betina lain, meski nanti kembali ke betina pertama. Pria juga cenderung memilih wanita yang lebih muda, naluri alami yang juga ditemukan pada hewan.
Dalam agama, poligami diperbolehkan bila pria bisa adil. Konsep adil ditafsirkan berbeda-beda karena tak ada standarnya. Mungkin konsep ini yang harus dibahas tuntas. Bila pria berpoligami karena bosan atau tak puas pada istri, mengapa dia tak berusaha mengubah perilaku atau suasana hingga kepuasannya lebih besar? Jika dia mencari wanita lain, berarti dia hanya mengikuti nafsu dan mau enak sendiri.
Efek negatif yang terjadi karena poligami tergantung dari bentuk hubungan antara suami dan istri-istrinya. Jika mereka bisa rukun, tentu sangat ideal. Namun yang banyak terjadi adalah saling berebut pengaruh. Yang diperebutkan bisa si pria, uangnya, atau sekadar ingin ‘menang'.
Apa pendapat Anda, pembaca Pesona, tentang poligami yang terjadi di Indonesia? Atau, apakah Anda punya kisah tentang poligami ini? Silakan berbagi di kolom komentar.