Lebih bebas dan bahagia
Di luar pekerjaannya menangani klien, Rina juga memberi kursus singkat bagi mereka yang berminat mempelajari aromaterapi atau ingin menjadi terapis. Muridnya kebanyakan wanita bekerja. Sama seperti Rina dulu, mereka bosan dihadapkan pada dilema antara bekerja dan mengurus anak, sehingga mereka berniat membuka usaha sendiri. Sebagian muridnya yang lain berasal darikalangan ekspatriat.
“Di luar negeri, profesi terapis seperti saya sangat tinggi nilainya. Karena itulah mereka belajar untuk kemudian membuka praktik sendiri di negaranya,” kata Rina yang kemudian membuka pelatihan Touch & Bond (teknik memijat bayi untuk para ibu) dan program Mom Can Cook (mengajarkan trik praktis memasak sehat untuk anak).
“Saya lihat sekarang ini banyak ibu yang menyerahkan urusan anak kepada pembantu atau baby sitter. Padahal kalau kita bisa memijat atau memasak untuk anak sendiri, hal itu justru bisa memperkuat bonding ibu dan anak. Misi saya ingin mengembalikan fungsi ibu seperti di zaman dulu,” ujar Rina.
Tak terasa 10 tahun sudah Rina menggeluti dunia aromaterapi. Dan ia pun makin mantap
dengan profesinya ini. Ia adalah bukti nyata bahwa beralih ke bidang yang jauh berbeda dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja terdahulu, ternyata bisa berjalan baik -- meskipun dilakukan di usia yang tidak muda lagi. “Second career bisa sama suksesnya, bahkan lebih sukses dari karier pertama, asal kita paham dulu apa yang kita suka. Baru setelah itu menjalankannya dengan komitmen, disiplin, dan profesionalisme,” ungkap Rina berbagi pengalaman.
Ya, kalau saja saat ini Rina masih berkutat di dunia periklanan, mungkin pagi itu ia masih terjebak macet di jalan serta berkejaran dengan target yang kerap bikin stres. Nyatanya, Rina kini merasa lebih bahagia. Bebas menentukan jam kerja. Bebas menikmati pagi dengan berenang, zumba, atau pilates. Bebas bercanda, menemani suami dan putrinya sarapan.
Shinta Kusuma