Menjelajahi The Pink City

Kami berkeliling kota ditemani seorang tour guide wanita yang ahli sejarah arsitektur kuno India. Mengingat waktu kami yang singkat, Ibu Pemandu telah memilih tempat-tempat penting yang merupakan must visit places. Tentu saja acara shopping termasuk dalam list. Yang pertama kami kunjungi adalah City Palace Museum, yang mengambil beberapa ruang dalam kompleks istana Chandra Mahal. Di museum ini kami melihat koleksi senjata kuno, karpet, dan lukisan yang menggambarkan kehidupan para bangsawan.
Istana Chandra Mahal awalnya hanya berlantai satu. Namun kemudian setiap raja yang menempati istana tersebut menambah satu lantai di atasnya. Kini Chandra Mahal terdiri dari 7 tingkat dan tiap tingkat memiliki ciri khas masing-masing. Ada beberapa bagian istana yang tertutup untuk umum karena masih ditempati keluarga maharaja Jaipur.
Walau kami tak bisa menelusuri seluruh kompleks istana yang bergaya arsitektur tradisional Rajasthan dan seni Moghul itu, kami tak terlalu kecewa karena banyak pilihan lain yang bisa dinikmati. Kami bisa berlama-lama di Mubarak Mahal, salah satu bangunan terindah dalam kompleks istana itu, dan sekarang menjadi museum tekstil. Dalam gedung berlantai 2 ini terdapat koleksi busana para raja dan ratu Jaipur yang semuanya masih terpelihara baik walaupun sudah berumur lebih dari 300 tahun.
Puas berkeliling, kami menuju deretan kios cendera mata. Selain cendera mata, ada juga toko buku, toko barang-barang antik, bahkan pengamen yang meniup suling agar ular kobranya menari-nari. Kalau mau, kami bisa menyewa beberapa ruang istana lengkap dengan perabotan dan hidangan ala raja-raja untuk resepsi pernikahan! Upaya ini bertujuan untuk memperoleh biaya tambahan pemeliharaan komplek istana yang sangat luas itu.
Setelah melewati gerbang yang dijaga sepasang patung gajah dari marmer, kami melihat dua gentong perak raksasa. Gentong tersebut adalah tempat air Sungai Gangga yang dibawa dalam pelayaran ke Inggris oleh raja-raja masa lampau. Konon raja India tidak diperkenankan meminum sembarang air, terutama saat berada di negeri orang. Entah karena pantang atau takut diracuni!
Bagian dari City Palace yang paling menakjubkan adalah Hawa Mahal yang didirikan abad ke-18. Orang awam tidak diperkenankan masuk ke dalam kaputren ini. Gedung bertingkat 5 yang kami lihat itu sebetulnya tampak belakang, sedangkan tampak depannya menghadap ke taman istana yang juga tertutup untuk umum. Tiga lantai teratas gedung itu memiliki 953 jendela mungil. Jendela yang bagaikan dihiasi renda-renda halus itu adalah tempat para penghuni kaputren 'makan angin' dan memandang ke dunia luar. Ajaibnya, para putri itu bisa melihat dengan saksama apa yang terjadi di luar, namun kita yang di luar tidak bisa melihat wajah cantik di balik tirai jendela itu.
Istana Chandra Mahal awalnya hanya berlantai satu. Namun kemudian setiap raja yang menempati istana tersebut menambah satu lantai di atasnya. Kini Chandra Mahal terdiri dari 7 tingkat dan tiap tingkat memiliki ciri khas masing-masing. Ada beberapa bagian istana yang tertutup untuk umum karena masih ditempati keluarga maharaja Jaipur.
Walau kami tak bisa menelusuri seluruh kompleks istana yang bergaya arsitektur tradisional Rajasthan dan seni Moghul itu, kami tak terlalu kecewa karena banyak pilihan lain yang bisa dinikmati. Kami bisa berlama-lama di Mubarak Mahal, salah satu bangunan terindah dalam kompleks istana itu, dan sekarang menjadi museum tekstil. Dalam gedung berlantai 2 ini terdapat koleksi busana para raja dan ratu Jaipur yang semuanya masih terpelihara baik walaupun sudah berumur lebih dari 300 tahun.
Puas berkeliling, kami menuju deretan kios cendera mata. Selain cendera mata, ada juga toko buku, toko barang-barang antik, bahkan pengamen yang meniup suling agar ular kobranya menari-nari. Kalau mau, kami bisa menyewa beberapa ruang istana lengkap dengan perabotan dan hidangan ala raja-raja untuk resepsi pernikahan! Upaya ini bertujuan untuk memperoleh biaya tambahan pemeliharaan komplek istana yang sangat luas itu.
Setelah melewati gerbang yang dijaga sepasang patung gajah dari marmer, kami melihat dua gentong perak raksasa. Gentong tersebut adalah tempat air Sungai Gangga yang dibawa dalam pelayaran ke Inggris oleh raja-raja masa lampau. Konon raja India tidak diperkenankan meminum sembarang air, terutama saat berada di negeri orang. Entah karena pantang atau takut diracuni!
Bagian dari City Palace yang paling menakjubkan adalah Hawa Mahal yang didirikan abad ke-18. Orang awam tidak diperkenankan masuk ke dalam kaputren ini. Gedung bertingkat 5 yang kami lihat itu sebetulnya tampak belakang, sedangkan tampak depannya menghadap ke taman istana yang juga tertutup untuk umum. Tiga lantai teratas gedung itu memiliki 953 jendela mungil. Jendela yang bagaikan dihiasi renda-renda halus itu adalah tempat para penghuni kaputren 'makan angin' dan memandang ke dunia luar. Ajaibnya, para putri itu bisa melihat dengan saksama apa yang terjadi di luar, namun kita yang di luar tidak bisa melihat wajah cantik di balik tirai jendela itu.
WGM