Wanita Goya… Cantik namun Kompleks

Selain sketsa kehidupan di desa, Goya juga banyak menampilkan wanita dalam lukisannya. Ia senang melukis wanita dari segala lapisan sosial, baik kalangan atas maupun bawah, seperti wanita penjual bunga di pinggir jalan, gypsy, wanita ningrat, gadis desa, bahkan pengemis dan pelacur. Yang khas dari Goya, masing-masing wanita ditampilkan dengan kecantikan yang berbeda. Kecantikan kalangan atas atau bangsawan digambarkan melalui keindahan sosok wanita ‘maja’ (baca: maha) yaitu atraktif, elegan, berbusana mewah dengan renda-renda. Sedangkan kecantikan kalangan bawah ditampilkan dengan wajah polos yang memancarkan kebanggaan dan keanggunan yang alami, sehingga walaupun hanya berpakaian sederhana, ia terlihat lembut dan cantik.
Penampilan wanita maja sering tampil dalam lukisan-lukisan Goya. Baginya, wanita maja yang mengenakan gaun khas penuh detail merefleksikan kebanggaan, sikap, dan kecantikan yang tinggi. Pada waktu itu, busana seperti itu disukai kaum ningrat, namun juga populer di kalangan rakyat biasa, bahkan di desa. Hanya saja, gaun mereka dibuat dengan material dan bentuk lebih sederhana. Oleh karena itu, kostum dengan bordiran indah ini dianggap sebagai busana Spanyol yang asli dan sejati (Catatan: salah satu perusahaan kosmetik terbesar di Spanyol, Myrurgia, memiliki produk bedak bermerek Maja yang populer di dunia sejak beberapa generasi. Mungkin Anda pun mengenalnya…)
Pada umumnya, Goya senang bermain-main dengan ironisme daripada menampilkan kecantikan wanita apa adanya. Sikapnya terhadap wanita juga mengambang dan kompleks, seolah-olah ia memuja tapi sekaligus mencemooh wanita yang dianggapnya caprichosa atau penggoda. Dengan sensitivitas dan realisme yang inovatif, Goya juga mahir menyusupkan kritik sosial terhadap situasi masyarakat di sekitarnya saat itu.
Hal ini terlihat pada sepasang lukisan ‘serupa-tapi-tak-sama’ yang berjudul Maja Vestida (Wanita Cantik Berbusana) dan Maja Desnuda (Wanita Cantik Telanjang). Kedua lukisan ini sempat menimbulkan skandal cukup heboh pada waktu itu karena menampilkan sosok wanita yang sama di dalam ruangan yang kelihatannya sama juga. Perbedaannya: yang satu berbusana dan yang lain tanpa sehelai benang pun. Maja Vestida menampilkan wanita cantik yang santai, dengan wajah merona, sedikit menggoda, tapi tetap memiliki keanggunan. Maja Desnuda, menampilkan kulit seksi, tubuh sintal, dan berkesan sedikit liar.
Mungkin, ketika membuat lukisan-lukisan tersebut, Goya ingin tertawa dan bermain-main dengan kecantikan dan ‘kepolosan’ wanita secara humoris (dan ironis). Banyak orang bertanya-tanya, apakah sang model berpose untuk Goya dalam keadaan berbusana atau bugil? Namun sampai sekarang jawabannya masih merupakan misteri. Yang jelas, Maja Vestida dan Maja Desnuda melesat menjadi karya-karya Goya yang dikenal sepanjang masa, seperti Monalisa dari Leonardo da Vinci.