Herna bahagia dengan semangat belajar anak-anak yang bahkan di hari Minggu pun banyak siswa datang untuk membaca buku di perpustakaan. Karenanya setiap Sabtu, Herna membuka kelas ekstra kurikuler untuk memberi kesempatan kepada siapa saja yang mau berbagi ilmu. Anak-anaknya pun ikut mengajar.
Semula ia menyerahkan urusan pelajaran kepada para guru. Tapi karena tidak puas dengan pelajaran agama yang ada, Herna terpanggil untuk menghidupkan kembali pelajaran budi pekerti. “Pelajaran ini penting untuk menanamkan nilai kepedulian sosial, sopan-santun, dan menghargai orang lain. Hal ini sudah hilang dari kurikulum sekarang,” ujarnya prihatin.
Jiwa Herna sudah menyatu dengan kehidupan warga desa Cijeruk. Terkadang ia mengundang para ibu untuk masak bersama dan mengaktifkan kegiatan posyandu di sekolah secara berkala. “Saya jadi terpacu untuk terus belajar dan tidak pernah berhenti bersyukur,” kata Herna.