
Coba cek, apa yang mendorong Anda melakukan olahraga tanpa batas. Para peneliti di bidang psikologi menemukan adanya kaitan antara gangguan perilaku makan dan olahraga berlebihan. Ada dua gangguan perilaku makan yang diikuti olahraga berlebihan, yakni anoreksia nervosa dan bulimia nervosa.
Anoreksia nervosa terjadi akibat dari persepsi yang keliru tentang bentuk tubuh, takut menjadi gemuk, makan sangat sedikit, dan berusaha mati-matian untuk mengurangi asupan kalori dengan menelan obat pencahar, dan olahraga berlebihan. Penderita bulimia biasanya memiliki berat badan normal cenderung kegemukan, makan berlebih dan olahraga berlebih untuk menguras kalori.
Bila Anda melakukan olahraga sebanyak 7 jam atau lebih dalam seminggu, berarti Anda sudah kecanduan olahraga. Dulu saya sempat mengalaminya. Kondisi stres bisa membuat saya ‘lari’ sejenak dari kantor, dan berolahraga di saat jam makan siang. Sepulang kantor saya akan kembali ke pusat kebugaran untuk melakukan olahraga yang lain lagi. Saya kira pikiran saya akan menjadi lebih tenang dengan lari di atas treadmill dan melakukan ball pilates atau olahraga lain pada malam harinya.
Nyatanya pergelangan kaki saya nyeri, berat badan saya turun drastis. Tubuh saya tampak letih, proporsi tubuh saya tampak aneh sampai seorang personal trainer menegur saya, meminta saya mengurangi porsi olahraga.
Mungkin Anda tidak merasa salah dengan porsi olahraga Anda dan Anda merasa nyaman dengan lebih dari 7 jam seminggu. Tapi coba kurangi porsinya, dan mulailah berpikir dan mengenali diri sendiri. Ada masalah apa dengan diri Anda. Pusing, nyeri pada pergelangan kaki, mual, sulit bernapas, pertanda Anda harus mulai mengurangi porsi olahraga. Apalagi bila Anda sampai mengalami cidera, sakit, kelelahan dan kurang tidur.
Mungkin ini saatnya Anda libur berolahraga....
[Baca juga olahraga paling tepat untuk usia 30+]