
Benarkah jika banyak wanita merasa terlalu cepat puas hidup nyaman dalam posisi itu-itu saja untuk urusan karier?
Alasannya, mereka tak mau ambil risiko dan tercebur dalam bahaya. Padahal menurut para pakar, Anda bisa saja mengambil risiko tanpa perlu merasakan bahaya tersebut.
Aturannya tidak terlalu sulit, kok. Ambillah risiko yang masuk akal, bukan yang gila-gilaan.
Ketika Anda berhadapan dengan risiko, dan tengah menimbang-nimbang akan mengambilnya atau tidak, tanyakan kepada diri sendiri: Bagaimana cara memaksimalkan peluang untuk berhasil dan meminimalkan kemungkinan gagal.
Karena itu, ini dua alasan tepat Anda harus berani ambil risiko dalam karier!
1. Tidak ada ruginya
Coba simak pengalaman Renny yang bekerja sebagai junior account manager di sebuah start-up di Jakarta. Setahun setelah ia menjabat posisi itu, atasannya berhenti bekerja.
Renny yang mengincar posisi itu tanpa buang-buang waktu segera menghadap bos besar. “Saya sanggup menggantikan posisi Tamara sebagai manajer iklan,” katanya.
Meski dia baru setahun bekerja, bos terkesan dengan kemantapan dan keberaniannya, dan menganggapnya sudah cukup berpengalaman untuk menjajal posisi tersebut.
Renny memang puas, tapi ada yang mengganjal di hatinya. Sebab. ia tahu betul besar gaji atasannya. “Saya akan mengerjakan tugas saya sebaik Tamara sehingga saya pun patut mendapat penghargaan sebesar dia,” katanya menambahkan.
Bos besar jadi merah muka. Betapa beraninya ‘anak kemarin’ ini menuntut gaji besar hanya beberapa menit setelah mendapat kenaikan jabatan untuk pertama kalinya! Tidak tahukah dia bahwa naik jabatan tidak menjamin bahwa pendapatannya akan sama besar dengan orang yang digantikannya?
Renny memang tidak tahu; tapi sekalipun tahu, dia akan tetap mencoba. Pikirnya, apa ruginya? Kalau berhasil, ia akan mendapat gaji besar. Kalau tidak berhasil, apakah bos akan menyepelekan atau bahkan memecatnya? Rasanya tidak mungkin. Bukankah dia membutuhkan seseorang untuk menjaga kelancaran pemasukan dari iklan?
Memang pada akhirnya Renny tidak mendapat sebanyak yang dimintanya, tapi ia mendapat kenaikan gaji lebih besar dari tawaran semula. Renny tidak rugi apa-apa, malah untung. Inilah hasil dari keberanian mengambil risiko!
Klik halaman selanjutnya untuk alasan kedua!