.jpg)
Memaafkan = membebaskan kita dari penyakit fisik
Penelitian ilmiah tentang kaitan antara ketidakmauan memaafkan dan timbulnya penyakit, telah dilakukan beberapa ilmuwan. Charlotte van Oven Witvliet, pskolog dari Hope College, Michigan, AS, misalnya. Ia meminta beberapa relawan untuk berpikir hal-hal yang membuatnya sakit hati, memunculkan dendam masa lalu, dan mengungkit berbagai peristiwa menyakitkan yang paling mereka benci. Kemudian ia memantau detak jantung, tekanan darah, otot wajah, dan kelenjar keringat mereka.
Hasilnya, tekanan darah meningkat, otot wajah menegang, dan kelenjar keringat memproduksi keringat berlebihan. Gejala yang muncul seperti stres, mereka merasa gelisah, cemas, dan tidak terkendali.
Kemudian Charlotte meminta mereka untuk membayangkan orang yang membuat mereka marah dan dendam, bersikap empati, kemudian memaafkan. Ketika itu dilakukan, gejala mirip stres tadi menghilang.
Penelitian lain dilakukan dengan memeriksa kadar kortisol dalam air liur 39 orang yang marah dan dendam pada pasangannya (kortisol adalah hormon yang memetabolis lemak yang akan digunakan sebagai bekal menghadapi tekanan). Ternyata 39 orang ini memiliki kadar kortisol lumayan tinggi di dalam air liurnya. Beberapa di antaranya yang tidak ingin memaafkan, memiliki kadar kortisol lebih tinggi lagi.
Artinya, orang yang tidak mau memaafkan rentan mengalami ketidakseimbangan hormon, yang buntutnya adalah penyakit. Penelitian lain mengungkap, kemauan seseorang untuk memaafkan berkaitan dengan usia. Semakin matang usia seseorang, akan semakin mudah memaafkan.
Penelitian terhadap orang berusia 45 tahun yang selalu siap memaafkan menyatakan bahwa mereka lebih sehat, hidupnya lebih bahagia. Tapi, apakah itu artinya kita harus menunggu sampai tua untuk bisa memaafkan?
Penelitian itu menyimpulkan bahwa memaafkan itu seperti obat—obat yang dapat menghilangkan sakit. Memaafkan akan membawa kita pada kedamaian. Ketika kita bisa memaafkan, kita berada pada level lebih tinggi—menjadi orang yang lebih baik.
Memaafkan kesalahan orang bukan sesuatu yang kita lakukan untuk orang itu. Kita memaafkan supaya kita menjadi lebih baik, bebas dari rasa sakit.
[Ada 5 sosok yang wajib Anda berikan maaf. Cek di sini]
Foto: 123RF