
Aktris Julia Perez mengembuskan napas terakhir pada 10 Juni 2017.
Wanita tegar ini kalah melawan kanker serviks yang telah menyerangnya sejak tahun 2014.
Kanker serviks atau kanker leher rahim sendiri adalah salah satu penyebab kematian utama pada wanita di seluruh dunia. Namun banyak wanita yang terlambat mendeteksi penyakit ini.
Menurut Dr. dr. Dwiana Ocviyanti, SpOG (K), mitos tentang kanker serviks membuat wanita merasa tidak perlu memeriksakan diri, sehingga kanker serviks tidak dapat diatasi dengan cepat. Padahal, dengan memeriksakan diri secara teratur dan mendapatkan penanganan dini yang tepat, Anda dapat terhindar daribahaya kanker serviks yang menyakitkan, menyedot biaya besar, dan mematikan.
Berikut adalah beberapa mitos yang kerap beredar seputar kanker serviks:
1. Kanker serviks adalah penyakit yang diturunkan
Fakta: Genetik merupakan salah satu faktor risiko dari penyakit kanker namun dalam kasus kanker serviks jumlahnya sangat sedikit. Salah satunya karena penyebab utama kanker ini sudah diketahui dan dapat dicegah bila masih dalam fase dini.
2. Kanker serviks tidak dapat dicegah
Fakta: Ada 2 cara pencegahan kanker serviks. Pencegahan primer, yaitu menggunakan vaksin yang mampu menghalau 2 jenis virus HPV (Human Papilloma Virus), tipe 16 dan 18, yang bertanggung jawab sebagai penyebab terbanyak (70% di seluruh dunia). Artinya, dengan vaksin kita sudah bisa mencegah 70% kemungkinan terkena kanker serviks.
Selain itu, melakukan screening serviks secara teratur dapat mendeteksi sel yang tidak normal di tahap dini (sebelum menjadi kanker) dan dapat dihilangkan secara tuntas.
3. Kanker serviks bisa disebabkan oleh penggunaan pembalut yang kurang baik
Fakta: Satu-satunya cara penyebaran kanker serviks adalah melalui kontak seksual di dalam alat kelamin wanita.
Kontak seksual tidak hanya berupa hubungan seksual antara pria dan wanita. Benda apa pun yang dimasukkan ke dalam organ vagina dapat dikategorikan sebagai kontak seksual dan berpotensi menginfeksi HPV ke dalam permukaan leher rahim.
Karena itu, penggunaan pembalut, pakaian dalam tidak bersih, atau memakai handuk bergantian tidak akan dapat menyebarkan virus HPV.
4. Tidak perlu mengkhawatirkan kanker serviks karena dengan pasangan sama-sama setia
Fakta: Sekali lagi, pada dasarnya infeksi HPV terjadi pada saat kontak seksual berlangsung, dengan apa pun dan dengan siapa pun. Dengan begitu, potensi kanker serviks dimiliki oleh wanita mana pun.
Sumber HPV hingga saat ini belum diketahui; bisa memang sudah berada dalam tubuh seseorang atau dari di lingkungan luar. Kegiatan penetrasilah yang mendorong HPV masuk ke dalam saluran serviks.
Namun penelitian membuktikan bahwa wanita yang memiliki pasangan pria yang sering berganti pasangan seksual memiliki risiko lebih besar terinfeksi kanker serviks.