
Bagi saya, membersihkan tubuh itu sangat mudah. Apalagi urusan wajah. Serahkan saja kepada dokter, jalani perawatan, kemudian ikuti saja saran perawatan rutin dari dokter. Dijamin kulit wajah kita kinclong.
Sering kali kita sibuk membersihkan wajah dan kulit luar kita melebihi segala-galanya, sampai lupa apa yang ada di dalam tubuh kita. Saat bercermin, kita terkejut oleh pantulan wajah kita sendiri. Mengapa saya tampak tidak cantik dan tidak happy? Apa yang salah?
Lalu kita pun introspeksi, apa yang telah kita masukkan ke dalam tubuh kita. Berbekal segudang informasi, makanan dan minuman yang potensial membentuk toksin di dalam tubuh bisa kita coret dari daftar menu.
Tubuh kita mudah terpapar oleh racun. Polutan, obat-obatan, dan makanan yang kita konsumsi sehari-hari berpotensi meninggalkan racun di dalam tubuh. Racun ini berperan dalam membentuk perilaku kita, metabolisme tubuh, sistem imun, dan akhirnya penyakit. Seberapa penting kita melakukan detoksifikasi tubuh?
Sistem pencernaan, saraf, dan hormon sudah dirancang untuk bekerja sama mencapai kondisi tubuh yang sehat.
“Tubuh mempunyai sistem detoksifikasi otomatis atau detoksifikasi fisiologis. Secara teratur, tubuh akan mengeluarkan metabolit atau zat-zat yang tidak bermanfaat. Pada keadaan sehat, tubuh tidak memerlukan detoksifikasi dari luar tubuh,” demikian penjelasan Dr. dr. Luciana Sutanto, MS, Sp.GK. dari Gladiool Women’s & Children’s Hospital, Magelang.
Ia menjelaskan bahwa detoks yang dilakukan dari luar tubuh diperlukan jika tubuh mengalami keracunan sesuatu zat yang tidak dapat dikeluarkan atau dinetralisasi oleh tubuh secara fisiologis, misalnya detoksifikasi alkohol, obat, dan metabolik.
Meski tubuh kita pintar membuang racun, bukan berarti kita boleh mengonsumsi apa saja. “Konsumsilah makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh sehingga tubuh tidak harus memetabolisasi makanan secara berlebihan,” kata Luciana.
Agar kemampuan tubuh untuk mengeluarkan racun tetap terjaga, Luciana menyarankan agar kita mengonsumsi makanan dengan berbagai variasi.
“Supaya tubuh tidak hanya mendapatkan jenis zat gizi yang itu-itu saja.” Makanlah dengan frekuensi yang teratur—tiga kali makan utama dan 2-3 kali makan selingan. Ini bermanfaat mencegah asupan dalam jumlah berlebihan pada suatu waktu tetapi kelaparan pada saat lain.”
Kita sering berharap setelah 30 hari berpuasa, tubuh kita mengalami pembersihan. Meski belum ada penjelasan ilmiah mengenai hal ini, menurut Luciana, berpuasa mempunyai makna mengatur asupan makan dan membatasi konsumsi makanan sehingga tubuh tidak menerima akumulasi makanan yang berlebihan.
Karena itu, puasa baik sekali dilakukan oleh orang-orang yang sehari-hari mengonsumsi makanan secara berlebihan. Sehingga, pada saat mereka menjalani puasa, tubuh pun menjadi lebih sehat.